Jakarta, UP Radio – Kebutuhan listrik di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) terus melonjak seiring pemulihan ekonomi dan peningkatan aktivitas masyarakat. Menanggapi tren ini, Wakil Ketua Komisi XII DPR RI Sugeng Suparwoto menyerukan percepatan pembangunan pembangkit listrik baru demi menghindari potensi krisis energi di masa depan.

“PLTU Paiton dan Suralaya saat ini menjadi tulang punggung kelistrikan nasional. Paiton menyumbang 4,7 gigawatt dan Suralaya 5 gigawatt. Dua lokasi ini saja sudah mencakup sekitar 35 persen kebutuhan listrik di wilayah Jamali,” ujar Sugeng.
Setelah sempat mengalami kelebihan pasokan akibat penurunan konsumsi selama pandemi COVID-19, kini sistem kelistrikan nasional kembali stabil. Sugeng menyebut bahwa saat ini kondisi suplai dan permintaan berada di titik ideal dengan rasio cadangan yang aman.
Namun, ia menegaskan bahwa pertumbuhan permintaan listrik tak bisa diabaikan. “Di Bali misalnya, pertumbuhan konsumsi listrik mencapai 11 persen. Jawa pun menyentuh angka 7 persen. Kalau tidak diantisipasi sejak dini, kita bisa kekurangan pasokan di masa depan,” katanya.
Sugeng juga menekankan pentingnya mengedepankan sumber energi terbarukan dalam pembangunan pembangkit baru. Meski demikian, ia tak menampik bahwa kebutuhan mendesak bisa membuat pemerintah mempertimbangkan sumber energi konvensional.
“Idealnya memang dari energi baru terbarukan. Tapi kalau kondisi mendesak, kita harus realistis untuk memastikan pasokan tetap aman,” tambahnya.
Sebagai langkah konkret, ia mendorong agar dokumen perencanaan ketenagalistrikan seperti RUPTL segera disahkan. “RUKN sudah ada, tinggal RUPTL harus segera ditandatangani. Kalau lambat, kita bisa kejar-kejaran dengan kebutuhan yang terus meningkat. Jangan sampai terjadi kelangkaan listrik,” tegas Sugeng.
Dengan percepatan pembangunan pembangkit dan dukungan regulasi yang tepat, diharapkan Indonesia mampu mengamankan kebutuhan listrik nasional tanpa mengorbankan keberlanjutan.