Semarang, UP Radio – Satu setengah tahun pandemi Covid-19 secara nyata melumpuhkan banyak profesi, salah satunya jasa porter kereta api dan bandara.
Kebijakan pembatasan PPKM yang diberlakukan pemerintah, menyebabkan banyak perjalanan kereta dibatasi. Dalam sehari saja, di wilayah Daop 4 Semarang hanya terdapat 4 kereta api yang beroperasi dan berhenti di Stasiun Tawang Semarang.
Hal ini mengakibatkan menurunnya penumpang yang berpengaruh pada penghasilan para porter.
Selama pandemi melanda, para porter semakin terhimpit dan kesulitan perekonomiannya hingga banyak yang banting ke profesi lain demi bertahan hidup.
Seperti yang dilakukan Mujiman (59 tahun), pria renta asal Semarang yang sudah 29 tahun bekerja sebagai porter di Stasiun Tawang Semarang.
“Saking sepinya, selama pandemi ini saya hanya berangkat dua kali sebulan,” ujar Mujiman.
Ia mengaku jika pendapatannya sebagai porter turun drastis. “Kalau biasanya bisa ‘angkut’ barang penumpang sampai 8 kali sehari, sekarang hanya angkut dua kali. Paling-paling bisa bawa pulang Rp. 40ribu hasil dari kerja porter. Itupun kalau dapat penumpang, karna jumlah porter disini kan banyak,” ujar pria tiga anak ini.
Untuk menambah pendapatan, Mujiman bahkan kerja serabutan dengan mengisi ulang korek gas. “Buat nutup kebutuhan ya kerja serabutan, ngisi ulang korek gas saat ndak jadi porter,” ceritanya.
Untuk satu korek gas yang berhasil diisi, Mujiman dibayar Rp. 1.000. “Paling gak, sampai sore bisa isi 30 korek. Alhamdulillah dapat Rp. 30ribu,” katanya.
Kondisi porter stasiun dan bandara tersebut mendapat perhatian dari Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita tergerak setelah menyaksikan video yang diunggah warganet terkait kondisi para porter yang harus bekerja ditengah kondisi stasiun yang sepi karena kebijakan PPKM.
Ia mengajak manajemen PDAM Tirta Moedal dan UMKM Semarang untuk ikut berbagi memberi paket sembako untuk para porter di Stasiun Tawang, Stasiun Poncol dan Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang.
Turut mendampingi, Direktur Umum (Dirum) PDAM Tirta Moedal Semarang, Farchan Hilmie, Wakil Kepala Stasiun Semarang Tawang Daniel Yuniarta dan Lurah Tanjung Mas, Margo Haryadi.
“Awalnya saya melihat video menyayat hati terkait porter yang bekerja meski kondisi stasiun sepi dan banyak kereta yang di cancel. Kami Pemkot Semarang tergerak, bersama PDAM Tirta Moedal dan pelaku UMKM di Semarang hari ini memberikan bantuan berupa sembako, makan siang, telur kepada saudara kita para porter di Stasiun Tawang, Stasiun Poncol dan Bandara,” ujar Mbak Ita.
Ita mengatakan, di Stasiun Tawang setidaknya ada 60 porter, di stasiun Poncol ada 8 porter dan Bandara Ahmad Yani ada 28 porter yang menerima bantuan.
Bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian Pemkot Semarang kepada para porter yang juga terdampak pandemi.
“Semoga bantuan yang diberikan bisa meringankan beban saudara kita para porter, apalagi pembatasan PPKM ini banyak perjalanan dan penerbangan yang dicancel yang berakibat pula pada penurunan pendapat mereka,” kata Ita. (ksm)