Jakarta, UP Radio – Di tengah tekanan anggaran dan tantangan sektor pariwisata yang kian kompleks, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengambil langkah strategis: mempererat kolaborasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) guna menjaga denyut industri pariwisata nasional tetap berdetak.
Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, menegaskan pentingnya adaptasi dan inovasi di tengah situasi saat ini. “Kami sadar kondisi fiskal memengaruhi pergerakan industri, tapi kami juga melihat peluang besar yang bisa digarap bersama,” tuturnya.
Data menunjukkan bahwa tingkat okupansi hotel bintang di Indonesia mengalami penurunan, dengan angka Februari 2025 merosot sebesar 2,24 persen poin. Namun, di balik tantangan tersebut, cahaya harapan masih bersinar dari pasar wisatawan nusantara (wisnus), yang mencatat pertumbuhan impresif sebesar 21,7 persen hingga akhir 2024.
Widiyanti mendorong industri untuk lebih kreatif dalam membidik pasar baru. “Kita bisa tawarkan paket wisata edukatif, paket khusus komunitas, atau event lokal yang dikemas menarik. Yang penting, strategi dan inovasi harus berbasis pada prinsip pariwisata berkualitas dan berkelanjutan,” paparnya.
Tak hanya mengandalkan pasar domestik, Kemenparekraf juga melihat wisatawan mancanegara sebagai ceruk potensial yang belum tergarap maksimal. “Dengan kondisi geopolitik yang dinamis, kita harus gesit merespons perubahan dan menjaga daya saing industri kita,” lanjutnya.
Untuk mendukung itu semua, Kemenparekraf siap menjadi penghubung aktif antara pelaku industri dan kementerian/lembaga lain, demi menghadirkan kebijakan yang berpihak pada sektor pariwisata.
“Kolaborasi adalah kunci. Kalau kita bisa bersinergi dengan solid, bukan tidak mungkin pariwisata Indonesia bisa bangkit lebih cepat dan lebih kuat,” tutup Widiyanti dengan optimistis.