Pakai Kebaya, Mbak Ita dan Diajeng Semarang Ajak Warga Ngabuburit di Alun Alun Kota Semarang

Semarang, UP Radio – Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita berkeliling Alun Alun Kota Semarang sembari mengenakan pakaian khas Indonesia Kebaya.

Mbak Ita ditemani puluhan anggota Komunitas Diajeng Semarang, juga berkebaya, menyapa warga yang sedang ngabuburit menunggu jam berbuka puasa di Alun Alun Kota Semarang.

Alun Alun Kota Semarang atau dikenal Alun Alun Johar ini, mulai ramai menajadi tempat pilihan warga Semarang dalam menikmati suasana sore hari dan ngabuburit.

Advertisement

Selain menyapa, warga juga dihibur oleh para Komunitas Diajeng Semarang dengan lenggokan tari Gambang Semarang.

“Dulu sudah ada, kini kembali hidup dan jadi salah satu ikon destinasi Kota Semarang,” katanya, Senin.

Alun Alun Kota Semarang kini sudah kembali cantik, direvitalisasi dan diupayakan Mbak Ita sebagai jujugan wisata saat Lebaran nanti.

Pasalnya, masa pandemi yang sudah berangsur membaik selama dua tahun ini, ditambah status level 1 PPKM Kota Semarang, masyarakat sudah boleh beraktivitas.

“Dibantu Pemkot Semarang kembali revitalsiasi, bisa menjadi cantik dan jujugan wisata, ada tempat terbuka hijau, murah dan susaana berbeda,” katanya.

Saat Lebaran nanti, Alun Alun Kota Semarang bisa jadi pilihan para pemudik bisa menikmati sisi lain Kota Semarang.

Warga bisa menikmati dengan aktivitas berolahraga, budaya, kulineran atau sekedar bersantai bersama keluarga.

Fasilitas lainnya, Alun Alun Kota Semarang memilki lapang rumput hijau pada bagian atas, shelter pedagang, taman, bangku, serta lampu taman saat malam hari.

“Pak Presiden sudah mengijinkan mudik, jadi silakan bisa menikmati alun alun ini dengan baik, dan wajib jaga prokes,” katanya.

Selain mengenalkan kembali Alun Alun Kota Semarang, Mbak Ita juga melakukan demo masak jajanan khas Semarangan.

Secara kebetulan, di Alun Alun Kota Semarang sendiri tengah digelar festival Panjangan atau Pusat Jajanan Semarangan, selama bulan Ramadhan.

Adalah jajanan khas bernama ongol-ongol, kue tradisional bertabur parutan kelapa dengan bahan dasar tapioka ini di modernisasi.

Mbak Ita memberikan sentuhan dengan toping yang awalnya parutan kelapa menjadi taburan keju serta agar-agar.

“Namanya ongol-ongol kita jadikan nama lainnya picis-picis, karena diganti taburan keju,” katanya

Bukan tanpa sebab diubah nama picis-picis dan jadi taburan keju, sebab hal ini untuk menarik minat anak-anak jaman sekarang.

“Picis-picis lebih kekinian, ada keju dan agar-agar yang bergizi dan anak-anak pasti suka,” katanya. (ksm)

Advertisement