Semarang, UP Radio – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengenakan baju adat semarangan saat menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), di Hotel Harris Semarang, Kamis (7/4/2022). Tak hanya dirinya, Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, dan para jajaran aparatur sipil negara (ASN) Kota Semarang juga mengenakan baju serupa.
Wali kota yang akrab disapa Hendi menyampaikan, baju yang dikenakan merupakan baju yang menyimbolkan Kota Semarang secara sederhana. Mengenakan baju adat Semarangan merupakan program baru Pemerintah Kota Semarang. Seluruh ASN wajib mengenakan baju adat semarangan setiap Kamis pada awal bulan.
“Saya pakai baju khas Semarangan bukan karena Musrenbang. Ini program kita setiap kamis di awal bulan. Saya pakai koko, mestinya ini bisa pakai yang resmi lagi. Dilengkapi iket, batik yang diikatkan di celana, dan selop,” paparnya, saat memberikan sambutan.
Menurutnya, banyak UMKM yang menjual produk-produk tersebut. Maka, ASN diharapkan bisa membeli baju adat Semarang dari para pelaku UMKM. Dengan demikian, akan ada perputaran ekonomi bagi teman-teman UMKM di Kota Lunpia.
“Ini sebagai upaya kita mengungkit teman-teman UMKM agar dapat tambahan omzet,” ucapnya.
Dia pun memamerkan bahwa pakaian yang ia kenakan seluruhnya merupakan produk UMKM dengan harga yang terjangkau. Jika seluruh ASN bisa membeli produk UMKM, dia memprediksi setidaknya ada sebanyak Rp 5,2 miliar yang masuk ke UMKM.
“Coba kita hitung selop saya Rp 100 ribu. Celana Rp 100 ribu. Koko Rp 100 ribu. Blangkon atau ikat Rp 25 ribu. Batik giri Rp 25 ribu karena kecil. PNS kita ada 13 ribu. Paling tidak ada Rp 5,2 miliar yang bisa dibelanjakan dari teman-teman ASN,” sebutnya. (ksm)