Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, melalui Dinas Ketahanan Pangan yang berkolaborasi dengan Badan Pangan Nasional (BAPANAS), kembali menggelar Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman atau Pak Rahman pada Selasa (13/12).
Kali ini, ‘Pak Rahman’ digelar di Kecamatan Mijen, dan merupakan titik lokasi ke sembilan dari seluruh rangkaian agenda yang diadakan oleh BAPANAS. Masyarakat di sekitar Kecamatan Mijen tampak antusias mendatangi kegiatan tersebut.
“Pak Rahman adalah bentuk partisipasi untuk mensupport panjenengan semuanya, dan harganya dijamin lebih murah dibanding pasar. Jadi, bisa dimanfaatkan untuk belanja hemat dan sehat. (Diprediksi) harga-harga akan naik. Tapi semoga di Kota Semarang tidak naik, ibu-ibu. Ini support dari Pemkot Semarang, dari kecamatan supaya panjenengan bisa dapat harga murah dan kualitasnya baik,” ungkap Pelaksana Tugas atau Plt. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Program ‘Pak Rahman’ menjadi wujud implementasi konsep Bergerak Bersama antara Pemerintah Kota Semarang dengan berbagai unsur stakeholder yang ada. Tujuan utama ‘Pak Rahman’ adalah menyediakan akses bagi masyarakat agar dapat membeli bahan pangan murah dan berkualitas.
Program ‘Pak Rahman’ ini unik karena tidak menggunakan dana APBD, melainkan swadana pegawai Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang maupun penyaluran program CSR dari perusahaan.
“Pak Rahman ini tujuannya untuk menekan inflasi. Diharapkan masyarakat dapat menjangkau harga bahan makanan. Ada sayur 3 jenis seharga 10 ribu. Ada harga yang di pasarannya 55 ribu, di sini bisa dibeli seharga 47 ribu. Ada telur, daging, cabai, dan sebagainya. Ini didatangkan oleh Dinas Ketahanan Pangan dari petaninya langsung. Kebetulan, Alhamdulillah di Kota Semarang, meskipun metropolitan, masih ada kelompok taninya. Dan petaninya dari wilayah Mijen juga. Jadi, kita memotong rantai distribusi pangan,” terang Mbak Ita, sapaan akrab Plt. Wali Kota Semarang.
“Pada Desember tahun ini, kita juga akan meluncurkan Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Produk-produk pertanian yang belum bisa dipasarkan di daerah masing-masing atau kelebihan bisa ditampung oleh BUMP tersebut. Kemudian, offtakernya dari BUMN-BUMN. Ada ID Food, ada Bulog, dan sebagainya, sehingga akan membuat masyarakat sejahtera,” tambahnya.
Dikutip dari BUMP.co.id, Badan Usaha Milik Petani (BUMP) merupakan badan usaha yang dibentuk, dimiliki, dan dikelola oleh petani, dengan tujuan untuk memperbaiki mutu budidaya dan pengelolaan usahatani. BUMP merupakan hybrid dari kelembagaan pemberdayaan masyarakat dan bisnis. Pembentukan BUMP ini sejalan dengan Kementerian BUMN yang tengah menyiapkan program BUMN menjadi offtaker atau penyerap (penjamin) produksi petani saat panen. (ksm)