Purwokerto, UP Radio – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, minta lembaga Otoritas Jasa Keuangan Purwokerto untuk lebih menggiatkan memberikan edukasi kepada masyarakat. Khususnya terkait bisnis investasi digital.
Hal itu disampaikan Gubernur saat Peresmian Kantor OJK Purwokerto, di Jalan Gatot Subroto 46, Selasa (8/3). Ganjar dalam sambutannya menyinggung fenomena investasi bodong yang sedang hangat dibahas di media, tetapi belum disadari masyarakat.
“Ketika masyarakat kebingungan di tengah situasi (ekonomi) yang tidak mudah, lalu mereka mencari jalan pintas dan sering tergiur oleh investasi yang bodong, (palsu). Maka peran OJK menjadi penting,” terangnya.
Gubernur berharap, di kantor baru yang berdiri di atas lahan tiga hektar ini, kinerja OJK Purwokerto akan lebih baik lagi dalam melayani masyarakat. Khususnya terkait investasi di dunia bisnis digital.
“Gedung ini saya harap betul bisa jadi tempat edukasi masyarakat dan tempat bertanya (masyarakat). Bisnis krypto itu apa, kalau tidak mengeri tanya dulu karena itu gamblingnya (spekulasi) lebih banyak. Banyak sekali investasi-investasi yang masuk, (cari tahu) itu legal apa tidak, “bodong” apa tidak, itu ditanyakan, pasti dari OJK akan menjawab itu dengan cepat,” imbaunya.
Pada tempat yang sama, Gubernur juga menyalurkan santunan kecelakaan kerja kepada dua ahli waris peserta BPJS Ketenagakerjaan (BPJSTK) yang meninggal dunia.
Suprinah, istri mendiang Dahroji Sardi, seorang penderes gula kelapa di Desa Pangrajin, Kecamatan Cilongok, Banyumas, mendapat santunan Rp48 juta. Sedangkan Tuti penyadap pinus di Banyumas Barat, yang kehadirannya diwakili Perhutani setempat, mendapat santunan Rp118 juta.
Suprinah dan Tuti adalah sedikit dari banyak penderes gula kelapa dan penyadap pinus yang menerima jaminan kecelakaan kerja. Mereka tergabung dalam program MElindungi Seluruh pekeRjA dengan Gerakan perlindungAN Jaminan sosiAl ketenagakeRjaan (MESRA dengan GANJAR).
Perwakilan BPJSTK Cabang Banyumas, Rajiv Ramuna mengatakan, hingga 2021, Mesra dengan Ganjar telah mencairkan kurang lebih Rp 300juta kepada para penderes gula kelapa dan penyadap pinus di wilayah Banyumas.
Program MESRA dengan GANJAR digagas aktivis benama Adib melalui Asosiasi Lembaga Masyarakat Desa Hutan Indonesia (Almadhina) dan Penggerak Jaminan Sosial Indonesia (PERISAI). Pada program ini Adib menggandeng BPJS Ketenagakerjaan. Setiap bulannya, penderes gula kelapa dan penyadap pinus hanya membayar premi Rp16.800. (hum)