Negatif Anthrax, 4 Burung Unta Tersertifikasi Karantina Diberangkatkan ke Pekanbaru

Boyolali, UP Radio – Balai Karantina memberangkatkan empat ekor Burung Unta (Struthio camelus) menuju Pekanbaru, setelah lulus sertifikasi kesehatan dari karantina Jawa tengah dari pemeriksaan Satpel Adi Soemarmo, Solo.

Sebelumnya ke empat ekor Burung Unta telah menjalani pengujian laboratorium dan dinyatakan negatif Antraks.

Penanggungjawab Satuan Pelayanan Adi Soemarmo, Adri Susiani menyampaikan, hasil uji terhadap burung tersebut telah bebas dari Anthrax, sehingga layak dilalulintaskan ke daerah tujuan, Pekanbaru.

Advertisement

“Seringnya lalulintas hewan dari dan menuju Surakarta dan sekitarnya, menjadikan perhatian bahwa menjaga keamanan dari penyebaran hama penyakit hewan karantina menjadi tanggungjawab bersama dan suatu bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar,” kata Adri.

Dijelaska, Antraks merupakan penyakit yang dapat menyerang semua hewan berdarah panas, termasuk manusia.

“Jenis penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang dapat menyebabkan kematian pada hewan dan manusia,” tambahnya.

Studi filogenetik menunjukan bahwa burung unta masuk dalam ordo Struthioniformes, dengan penampilan khas berleher dan berkaki panjang, dapat berlari dengan kecepatan 55 km/jam.

Mereka disebut spesies burung terbesar yang masih hidup dan menghasilkan telur terbesar dari semua burung yang masih hidup.

Umumnya mereka hidup berkelompok, dengan makanan utamanya berupa tumbuhan, meski terkadang memakan invertebrata dan reptil kecil.

Saat terancam mereka akan bersembunyi atau melarikan diri, bahkan bisa saja menyerang lawan dengan tendangan kakinya yang kuat.

Burung unta dibudidayakan diseluruh dunia, terutama diambil bulunya sebagai dekorasi ruangan ataupun sebagai kemoceng, untuk kulit dan dagingnya dipasarkan secara komersial. (rls)

Advertisement