Bandung, UP Radio – Disertasi berjudul Program Pembelajaran Biologi melalui Inkuiri Berorientasi Entrepreneurship (Inkuiri 5e+E), untuk Membekalkan Life-Long Learning Mahasiswa, berhasil mengantarkan Muhammad Syaipul Hayat, meraih gelar Doktor Pendidikan IPA dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
“Penelitian ini merupakan pengembangan suatu program pembelajaran Biologi melalui inkuiri berorientasi entrepreneurship (inkuiri 5E+e) untuk membekalkan life-long learning mahasiswa. Design and Development Research (DDR) yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari empat langkah utama, yaitu analisis permasalahan, perencanaan, produksi dan evaluasi,” papar Syaipul, dalam sidang terbuka ujian promosi doktor di kampus UPI Bandung, Rabu (29/1).
Lebih jauh dipaparkan, dalam penelitian tersebut, pihaknya melibatkan sejumlah mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi pada salah satu LPTK di Jateng, yang mengikuti perkuliahan Keanekaragaman Tumbuhan dan Hortikultura. Mereka terlibat sebagai partisipan.
Dijelaskan, pengumpulan data dilakukan dengan instrumen berupa kuesioner dan lembar observasi life-long learning, soal penguasaan konsep, serta pedoman wawancara.”Kuesioner life-long learning diberikan sebelum, dan setelah diterapkan program pembelajaran inkuiri 5E+e. Hasil analisis data secara kuantitatif, dan deskriptif kualitatif disimpulkan secara komprehensif,” lanjut dosen Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) tersebut.
Dibawah bimbingan Promotor Prof Dr Nuryani Y Rustaman MPd, Ko-Promotor Dr rer nat Adi Rahmat MSi dan anggota Prof Dr Sri Redjeki MPd tersebut, dirinya berhasil menyimpulkan bahwa struktur program yang dikembangkan, dapat diterapkan dengan baik pada masing-masing mata kuliah sampel.
“Kondisi life-long learning mahasiswa menunjukkan peningkatan selama mengikuti program inkuiri 5E+e. Selain itu, program inkuiri 5E+e berdampak positif terhadap peningkatan penguasaan konsep mahasiswa,” lanjutnya.
Hasil lainnya menunjukkan bahwa keterampilan entrepreneurship mahasiswa menjadi faktor pendukung, terhadap keberhasilan penerapan program. “Selain itu terdapat beberapa kendala yang dihadapi, seperti terbatasnya waktu yang dialokasikan serta kurangnya pengetahuan prasyarat mahasiswa mengenai konsep identifikasi tumbuhan, dan keterampilan dasar bercocok tanam,” tandas Syaipul.
Secara keseluruhan, program inkuiri 5E+e dapat membekalkan life-long learning mahasiswa, yang ditunjukkan dengan meningkatnya keterampilan mahasiswa dalam berpikir kompleks, lebih analitis dalam memproses informasi, efektif dalam berkomunikasi, produktif dalam berkolaborasi bersama tim, dan menjadikan habits of mind sebagai best practice dalam setiap melakukan tindakan.
“Dengan demikian program pembelajaran inkuiri 5E+e, perlu dilanjutkan penerapannya dalam perkuliahan Biologi, untuk membekalkan life-long learning calon guru secara lebih luas dan lebih intensif,” pungkasnya dihadapan para penguji. (rls)