Semarang, UP Radio – Dinas Perumahan dan kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, berencana akan melakukan pembangunan Taman Jrakah, tepatnya yang berada di pertigaan traffic light Jrakah, Tugu, Semarang.
Nantinya, dalam pembangunan itu, juga akan memindahkan materi tugu Jrakah yang juga sebagai monumen pahlawan itu ke taman yang berada di depannya, tepatnya menempel dengan kampus UIN Walisongo.
Bangunan monumen perjuangan pahlawan ini berbentuk tugu, dengan mahkota berupa lidah api. Sedangkan, relief yang ada di bagian monumen itu, nampak tentara yang sedang bertempur atau dalam suasana perang.
Kepala Dinas Disperkim Kota Semarang, Ali mengatakan, rencananya taman monumen pahlawan Jrakah akan dibangunkan dengan CSR.
Saat ini masih proses pembuatan Detail Engineering Design(DED)-nya, dan tahap sosialisasi ke masyarakat. Diharapkan, pembangunan taman ini bisa segera dilaksanakan dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Yang bangun nanti dengan CSR dari BSB. Semoga dalam waktu dekat ini akan segera dibangun,” katanya, Rabu (4/8).
Kabid Pertamanan dan Pemakaman Disperkim Kota Semarang, Murni Ediati mengatakan, memang pihaknya merencanakan akan memindahkan materi monumen pahlawan berbentuk tugu ini untuk digeser ke taman yang ada didepannya.
Tepatnya, di lokasi berdampingan dengan bangunan kampus UIN Walisongo, karena nantinya adanya penataan taman saat pembangunannya.
“Selain pembangunan di taman Jrakah, nantinya juga sekaligus yang ada di taman Delta. Harapannya, setelah tahapan desain sebelum pembangunan fisik dan sosialisasi berjalan dengan lancar, segera mulai dengan pengerjaan fisiknya,” imbuhnya.
Sementara itu, Arkeolog Semarang, Tri Subekso mengatakan, jika dibandingkan dengan monumen Tugu Muda monumen Pahlawan di taman Jrakah ini kurang ikonik. Meskipun begitu, pendirian monumen itu punya nilai penting bagi masyarakat sekitar di lokasi tersebut pada saat peristiwa itu.
“Dari literatur yang ada monumen ini diresmikan pada 10 Nopember tahun 1973. Dari bentuknya berupa tugu setinggu sekitar 6 meter,” jelasnya.
Dikatakan dia, memang taman ini yang berada di posisi jalur Pantura, akan sangat bagus dipindahkan agar lebih representatif dan nyaman untuk menjadi ruang publik.
“Sehingga jika nantinya taman baru yang berada diseberangnya itu juga bisa digelar kegiatan yang berhubungan dengan sejarah. Utamanya, lebih mengenalkan menceritakan perjuangan masa kemerdekaan,” katanya.
Dia juga memberikan masukan, nantinya selain ada monumen pahlawan di taman itu juga dilengkapi dengan narasinya. Menurutnya, dengan adanya narasi di monumen itu yang menceritakan peristiwa yang terjadi pada saat itu.
“Kenapa warga belum ngeh dengan monumen pahlwan itu, hanya berupa relief dan tugu berbentuk lidah api saja, karena tidak ada narasinya, sehingga tidak dikenal luas oleh masyarakat umum,” pungkasnya. (ksm)