Semarang, UP Radio – Pandemi Covid-19 banyak dirasakan oleh anak-anak sebagai waktu yang terkekang, dimana seharusnya mereka mendapatkan hak untuk belajar dan bermain.
Saat ini mereka justru selalu dibatasi dan diatur oleh protokol kesehatan serta aturan yang sangat ketat.
Menyikapi kondisi ini, Pusat Kependudikan Perempuan dan Perlindungan Anak (PKP2A) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas PGRI Semarang menyelenggarakan web seminar (webinar) dengan tema “Anak Kita Kuat : Menyiapkan Anak Menghadapi New Normal” dalam rangkaian Dies Natalis UPGRIS ke-39 serta Hari Anak Nasional (HAN) 2020, Sabtu (18/7).
Psikolog Dosen dan Psikolog Pendidikan UPGRIS Desi Maulia mengatakan masih minimnya literasi kesehatan serta pengetahuan orang tua sehingga membahayakan anak-anak.
“Meskipun risiko kesehatan akibat infeksi COVID-19 pada anak lebih rendah dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih tua, namun masih banyak orang tua yang membatasi aktivitas anak secara berlebihan sehingga justru membahayakan anak anak, ” katanya.
Di Indonesia terdapat 80 juta atau mencapai 30 persen dari seluruh populasi penduduk yang berpotensi mengalami dampak serius akibat dampak sekunder yang timbul baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Semarang Drs. Muhamad Khadhik mengakui, Pandemi covid-19 memaksa setiap orang untuk berubah. “Perubahan ini dimulai dari cara dengar, pandang dan berpikir bersikap, berkomunikasi, belajar dan bekerja. Cara bermasyarakat, berorganisasi bahkan memperbaiki cara kita bersyukur kepada Sang Pencipta,” ujar Khadhik.
Menciptakan suasana yang senang dan santai bisa diawali dari orang tua yang harus memiliki waktu, sehingga waktu belajar bisa kapan saja sesuai dengan kesiapan orang tua dan anak.
“Setiap kegiatan diawali dengan diskusi antara orang tua dan anak tentang apa yang mau dikerjakan, anak dapat memilih kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan ide dan minatnya,” tambahnya.
Khadhik juga berharap, masyarakat khususnya orang tua harus membuka diri serta lebih siap dalam menghadapi pandemi secara bijak. “Anak menjadi aset yang harus dijaga oleh keluarga masing-masing dengan optimal. Agar kelak menjadi generasi penerus bangsa yang unggul dan berkualitas,” pungkasnya. (shs)