Semarang, UP Radio – Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mendorong dan mendukung peningkatan peran perempuan di jajaran Pemerintah Kota Semarang.
Hal tersebut disampaikan Mbak Ita, sapaan akrabnya, saat menyampaikan paparan tentang Peluang dan Tantangan Kepemimpinan Perempuan dalam Tata Pemerintahan di Kota Semarang dalam Kongres Perempuan Nasional yang digelar di Auditorium Prof. Sudharto, Universitas Diponegoro, Kamis (24/8).
“Komposisi pegawai Pemkot Semarang baik ASN dan non ASN lebih banyak diisi oleh kaum perempuan di mana terdiri dari 9.441 atau 53,54% perempuan dan 8.191 atau 46,46% laki-laki. Meski demikian, untuk jabatan struktural atau kepemimpinan masih didominasi oleh laki-laki sebanyak 55%,” ungkap Mbak Ita.
Secara terperinci, perempuan yang mengisi jabatan eselon 2 sebanyak 18,8%, eselon 3 sebanyak 41%, dan eselon 4 sebanyak 45%.
Untuk itu, lebih lanjut, Mbak Ita mengungkapkan bahwa dirinya beserta jajaran terus mendorong peningkatan, pendampingan sekaligus membuka kesempatan bagi perempuan untuk menunjukkan kompetensi dan kepemimpinannya.
Saat ini, lanjutnya, ada dua camat perempuan yang menunjukkan potensi dan kemampuannya terjun di masyarakat.
Berkecimpung dalam dunia pemerintahan, Mbak Ita menyampaikan bahwa kesempatan terbuka lebar. Dan baginya, tidak adanya hampir tidak ada halangan budaya yang menghalangi kepemimpinan perempuan di Pemerintahan.
Pemerintah Kota Semarang pun memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perempuan untuk membuktikan kepemimpinan dalam tata kelola pemerintahan.
“Sejumlah isu terkini seperti inflasi, stunting, kemiskinan dan ketahanan pangan yang terus digerakkan bersama untuk warga Kota Semarang” ungkap Mbak Ita.
“Alhamdulillah hasil dari Bergerak Bersama ini, menempatkan Kota Semarang dengan berbagai capaian prestasi, ” imbuhnya.
Diantaranya, perkembangan Inflasi YoY Kota Semarang 2,57% dimana berada di bawah rata-rata nasional (3,52%) dan rata-rata Provinsi Jateng (2,86%), menjadi 7 besar kota dengan persentase realisasi pendapatan terbesar se-Indonesia sebesar 58,75%, 5 besar persentase realisasi belanja bansos tertinggi se-Indonesia sebesar 92,48% dan masih banyak lainnya.
Sementara Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Bintang Puspayoga, menuturkan bahwa pihaknya mengajak peran seluruh pihak mulai dari pemerintah, dunia usaha, lembaga masyarakat, termasuk juga media bersinergi dan berkolaborasi bagi kepentingan perempuan di Indonesia.
“Melihat data, indeks serta PR yang ada pemerintah tidak bisa bergerak sendiri. Diperlukan sinergitas dan gerak bersama bagi kepentingan perempuan di Indonesia,” tegas Bintang.
Kongres Perempuan Nasional ini digelar pada 24-26 Agustus 2023 dengan menghadirkan 1.000 orang peserta dari seluruh Indonesia.
Acara diikuti pula oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Bintang Puspayoga, DR. Ida Budhiati, SH, MH selaku Ketua SC Kongres Perempuan Nasional sekaligus anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu serta Lolly Suhenty ditetapkan sebagai anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI. Dalam kongres ini para peserta akan berkonsolidasi merundingkan dan mencari solusi segala permasalahan. (ksm)