Semarang, UP Radio – Sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan Marimas sejak dua tahun terakhir berkonsentrasi untuk mengembangkan model pengolahan sampah plastik menjadi bahan yang bermanfaat dengan memproduksi ecobrick.
Marketing Manager PT Marimas Putra Kencana Dian Halim mengungkapkan Ecobrick menjadi salah satu sarana efektif untuk menangani permaslahan sampah plastic yang paling mudah dan bisa dilakukan oleh semua masyarakat serta membentuk kepedulian siswa terhadap pengelolaan sampah.
“Tahun 2019 ini Marimas akan memberikan 1000 Laptop Gratis bagi Sekolah untuk mendukung program Ecobrick sebagai program peduli lingkungan secara nasional,” ungap Dian disela acara pelatihan ecobrick bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di SMKN Jawa Tengah Semarang (27/4).
Pelatihan Ecobrick kali ini diberikan bagi Pelajar SMK diikuti oleh perwakilan dari 25 SMK di Jawa Tengah dan para guru pemdamping.
“Pelatihan ecobrick bagi pelajar menjadi cara efektif yang terus dikembangkan marimas selain untuk mengendalikan penggunaan plastik juga sekaligus menyadarkan siswa tentang ancaman plastik bagi lingkungan,” tambah Dian
Lebih lanjut Dian menuturkan,arimas juga tetap berkomitmen untuk terus memberikan pelatihan ecobrick ke sekolah-sekolah bukan hanya di Jawa tengah saja, tetapi juga ke sekolah di seluruh Wilayah Indonesia.
Bahkan di tahun 2019, PT Marimas Putra Kencana juga meluncurkan program 1000 Laptop Gratis bagi Sekolah untuk mendukung keterlibatan program Ecobrick secara nasional.
Sementara itu dipilihnya SMK menjadi target pelatihan ecobrick, menurut Humas Marimas Lantip Waspodo, terkait dengan Karakter siswa SMK yang dipersiapkan sebagai calon wirausaha.
“Siswa SMK harus memiliki karakter wirausaha sehingga ecobrick diharapkan bisa menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan mereka,” tutur Lantip.
Ia juga bercerita pelatihan ecobrick dari Marimas bukan hanya bagi siswa sekolah saja tetapi sejak 2018 juga bagi masyarakat umum.
“Sepanjang tahun 2018 peaerta pelatihan ecobrick mencapai 5.106 peserta dan berhasil mengelola sampah plastik sebanyak 2,1 ton sampah plastik,” beber Lantip.
Kesuksesan di tahun 2018 ini diharapkan akan terusberlanjut di tahun 2019 dengan target 1000 sekolah di selurih Indoneaia. (shs)