Semarang – Fenomena ngefly atau mabuk dengan pembalut wanita yang direbus telah merambah di wilayah Jawa Tengah. Badan Narkotika Nasional Provinsi ( BNNP) Jawa Tengah menemukan di sejumlah Kota telah terjadi penyalahgunaan pembalut wanita ini di kalangan anak jalanan.
“Fenomena pembalut wanita rebus yang digunakan untuk mabuk ini telah lama terjadi, namun untuk di wilayah Jawa tengah temuan penyalahgunaan pembalut wanita ini baru sekitar dua bulan belakangan diungkap,” jelas AKBP. Suprinarto, Kepala Bidang Pemberantasan Narkotika (BNNP) Jawa Tengah di kantor.
Untuk temuan penyalahgunaan di wilayah Jawa Tengah diantaranya Kudus, Jepara, Rembang, Purwodadi dan wilayah lainnya. Untuk mendalami kasus ini BNNP Jawa Tengah menggandeng psikolog dalam menangani fenomena tersebut.
Indra Dwi Purnomo, psikolog yang mendampingi remaja penyalahguna pembalut wanita ini mengatakan, penyalahgunaan dengan rebuasan air dari pembalut yang diminum dilakukan oleh anak anak jalanan yang ingin mabuk dengan cara murah.
“Rata-rata remaja yang menggunakan pembalut rebus untuk diminum ini berusia 13 hingga 16 tahun, yang mayoritas dari kalangan anak-anak jalanan, pengamen dan lainnya. Mereka biasanya meminum air rebusan pembalut wanita ini secara berkelompok dengan istilah “nyair”,” ungkap Indra Dwi Purnomo seorang Psikolog.
Atas temuan ini BNNP Jawa Tengah akan terus mendalami penyalahgunaan pembalut dengan bekerjasama dengan dinas sosial, dan dinas terkait lainnya, untuk meneliti zat berbahaya yang terkandung dan sekaligus memberikan pendampingan agar anak-anak tidak terjerumus. (ksm)