Kustiah Senang, Putrinya Bisa Jalan Usai Terapi di Rumah Gizi

Semarang, UP Radio – Kustiah warga Kuningan, Semarang Utara senang karena putrinya kini bisa berjalan lagi setelah mengalami stunting dan gizi buruk. Kustiah telah menjalani terapi setahun penuh di Rumah Gizi Pelangi Nusantara (Pelayanan Gizi dan Penyuluhan Kesehatan serta Remaja).

Rumah gizi yang beralamatkan di Jalan Nusa Indah No.12, Srondol Wetan, Banyumanik, Kota Semarang ini didirikan pemerintah kota (Pemkot) Semarang sejak 2014 silam.

“Alhamdulillah, senang sekali sekarang anak saya sudah bisa jalan lagi. Anak saya dulu kena stunting, gizi buruk dan gak bisa apa-apa. Setelah dapat terapi sekarang perkembangannya bagus,” ujar Kustiah.

Advertisement

Ibu berusia 38 tahun ini mengaku terharu karena pemerintah memperhatikan anak-anak stunting dan gizi buruk. “Disini dapat obat-obatan, dapat makanan dan nutrisi tambahan. Ada terapi dan pendampingan, juga konseling, pokoknya lengkap,” katanya.

Pasien lain di rumah gizi, Estika Oktaviana Sari warga Manyaran juga merasa terbantu dengan adanya rumah gizi milik Dinas Kesehatan Kota Semarang tersebut.

Ia mengaku buah hatinya mengalami peningkatan berat badan signifikan dengan pertumbuhan yang baik setelah mendatangi rumah gizi.

“Tadinya berat gak naik. Setelah masuk sini sudah bisa naik dari sebelumnya 6 kg sekarang naik. Tingginya naik juga. Fasilitas di rumah gizi lengkap, ada terapi, konsultasi dan pendampingan  psikolog. Ada tambahan nutrisinya juga. Seneng sekali ada perkembangan baik, Alhamdulillah,” katanya Estika.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Semarang, Endah Emayanti menyebut jika rumah gizi didirikan sebagai upaya menanggulangi masalah gizi masyarakat utamanya bagi anak-anak yang berpotensi stunting dan gizi buruk.

“Dinas kesehatan melakukan pencegahan stunting dengan pendampingan mulai dari ibu hamil, pendampingan 1000 HPK Nutrimas (nutrisionis masyarakat), hingga memfasilitasi anak-anak dengan gizi buruk dan stunting,” kata Endah.

Menurutnya, Rumah Gizi telah berdampak positif terhadap keberhasilan penanganan gizi buruk hingga 73,8 persen pada 2021, dan penurunan Prevalensi stunting 2,37 persen, Prevalensi Ibu Hamil Anemia 15,51 persen.

Melalui Rumah Gizi, kata dia, masyarakat, terutama kalangan ibu-ibu dari ekonomi lemah akan diberikan pelatihan memasak makanan bergizi sehingga memahami cara pengolahan dan bahan makanan yang kaya gizi.

“Masyarakat juga akan didampingi dalam pemenuhan gizi sesuai kebutuhan karena memang itu peran vital Rumah Gizi. Mereka juga akan mendapatkan bantuan sembilan bahan pokok (sembako) secara berkala,” katanya.

Pemantauan kesehatan dan gizi, terutama pada kalangan balita untuk menekan angka kasus gizi buruk itu, lanjut dia, dilakukan pula dengan menerjunkan dokter spesialis anak di Rumah Gizi seminggu sekali.

Masyarakat, kata dia, bisa memanfaatkan berbagai layanan yang diberikan di Rumah Gizi secara cuma-cuma, dan dokter spesialis anak juga secara gratis akan memeriksa dan memantau ketercukupan gizi anak-anak. (ksm)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement