Kota Semarang Jajaki Kerjasama Wisata Religi dengan Malaysia

Semarang, UP Radio – Kota Semarang terus melakukan inovasi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Semarang dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki, diantaranya dengan wisata religi.

Dikota Semarang menjadi cerminan keberagaman dimana di kota lumpia hingga kini berdiri rumah-rumah ibadah dari 6 agama di Indonesia yang masing-masingnya memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri untuk dikunjungi.

Sejumlah bangunan Ibadah berdiri sejak beberapa abad silam banyak tersebar di semarang, diantaranya Masjid Taqwa Sekayu yang dibanguna pada tahun 1413, merupakan Masjid tertua kedua di Indonesia,  Gereja Kristen tertua di Indonesia yaitu Gereja Blenduk yang dibangun pada tahun 1753.

Advertisement

Tak hanya itu, lainnya seperti Gereja Gedangan, Pura Agung Giri Natha, Vihara Buddhagaya Watugong, Klenteng Sam Poo Kong dan rumah-rumah ibadah lainnya di Kota Semarang juga selalu ramai dikunjungi wisatawan.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengungkapkan Wisata Religi di Kota Semarang tak hanya tentang rumah-rumah ibadah bersejarah saja. Ibu Kota Jawa Tengah tersebut juga menyimpan sejarah religi pada sejumlah lokasi petilasan serta makam-makam tokoh agama yang terdapat di Kota Semarang. Antara lain misalnya petilasan Sunan Kalijaga di Goa Kreo Semarang, Makam Ki Ageng Pandanaran, Makam Al-Habib Hasan Bin Thoha Bin Yahya, Makam Kyai Sholeh Darat, hingga Makam Syekh Jumadil Kubro yang banyak disebut sebagai bapak dari Wali Songo.

Dan untuk mengembangkan daya tarik wisata religi tersebut, Wali Kota Semarang tengah menjajaki kerjasama dengan sejumlah negara yang memiliki benang merah sejarah dengan Kota Semarang.

Setelah sebelumnya menjajaki kerjasama dengan Tiongkok untuk mengembangkan wisata Sam Poo Kong, kini Minggu (19/8) dirinya kembali menjajaki kerjasama dengan Malaysia untuk mengembangkan wisata sejarah Wali Songo di Kota Semarang.

Bertempat di Po Hotel Kota Semarang, baru baru ini Wali Kota menerima perwakilan pengelola Yayasan Raja Sakti At Thomim Sunan Kalijaga Malaysia.

Perwakilan pengelola yayasan, Mohamad Sahrulnizam MR mengungkapkan bahwa kedatangannya ke Kota Semarang didorong oleh rasa persaudaraan sebagai keluarga besar untuk dapat saling mendukung dalam berbagai hal.

“Kita berpegang pada Hadist Nabi, Khairunnas anfa’uhum linnas, sebaik-baik manusia yang memberikan manfaat bagi orang lain. Dan hari ini kita daripada keturunan yang sama, kita punya wawasan, visi, dan misi yang sama,” tegas Sahrulnizam.

Sementara itu Wali Kota Semarang menegaskan, pihaknya menyambut baik datangnya perhatian dari negara tetatangga Indonesia tersebut. Di sisi lain dirinya yakin bila pertemuan tersebut juga dapat menjadi perekat hubungan antara Indonesia dan Malaysia.

“Yang pasti saya menyambut baik perhatian yang diberikan oleh sedulur-sedulur dari negara tetangga pada hari ini, harapannya ada sebuah sejarah yang dirajut bersama dengan adanya penjajakan kerjasama ini”, pungkas Hendi.

Dalam beberapa referensi sejarah sendiri memang banyak yang menuliskan jika Kesultanan Kelantan di Malaysia memiliki benang merah dengan Wali Songo sebagai penyebar Islam di tanah Jawa. Syekh Jumadil Kubro disebutkan merantau ke Kelantan pada tahun 1349 Masehi lalu menikahi putri keluarga Diraja Imperium Chermin (Kelantan Purba). Dasasr sejarah itulah yang kemudian coba dirajut kembali oleh Hendi untuk semakin mengembangkan wisata reiligi di Kota Semarang. (Kot/shs)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement