Semarang, UP Radio – Pandemi Covid-19 yang hingga kini belum berakhir telah menginsirasi Tim PKM UPGRIS untuk melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Tim UPGRIS beranggotakan Dr Sri Suciati, Dr Senowarsito dan Yuli K Werdiningsih SS MA, berupaya melaksanakan maksimal dengan Kegiatan Pemberdayaan Fasilitator Berperspektif Pendidikan Partisipatif di Komunitas Omah Sinau Desa Wonokerto Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, Selasa (15/8).
Dr Senowarsito mengatakan pada pertemuan pertama, tim pengabdi UPGRIS telah melakukan sosialisasi tentang pendidikan berperspektif partisipatif kepada para fasilitator. Dilanjutkan dengan pertemuan kedua melakukan pendampingan terhadap para peserta khususnya para fasilitator komunitas omah sinau dalam implementasi metode pembelajaran partisipatif.
“Kegiatan ini bertempat di Madrasah Diniyah Desa Wonokerto Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, yang merupakan salah satu tempat berkegiatan Komunitas Omah Sinau,” ujar Senowarsito.
Seno juga mengungkapkan peserta kegiatan PKM adalah fasilitator komunitas Omah Sinau yang dilaksanakan saat penerapan PPKM dengan menggunakan sistem blended.
“Sistem blended ini berarti tim pengabdi tidak semua hadir saat pelatihan. Tim Pengabdi hanya sebagian yang hadir secara offline (luring) saat pelatihan,” tambahnya.
Peserta kegiatan, lanjut Seno, dihadirkan secara bergiliran. Dari 20 peserta yang merupakan fasilitator di Komunitas Omah Sinau, 10 orang fasilitator hadir secara offline dan 10 lainnya hadir secara online. Pemilihan pola kegiatan blended ini dilakukan dengan menerapkan protocol Kesehatan secara ketat.
Meteri disampaikan oleh tim PKM dengan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi dengan melibatkan mahasiswa UPGRIS sesuai bidang keahlian dan kompetensinya.
Sementara itu Dr Sri Suciati mengatakan berdasarkan analisis situasi di lokasi mitra, permasalahan yang akan menjadi prioritas dalam pelaksanaan PKM adalah bidang humaniora dan pendidikan.
“Keduanya menjadi prioritas karena untuk mewujudkan SDM yang memiliki kemampuan dalam hal pendampingan peningkatan keterampilan yang berbasis pendidikan ramah anak. Pencapaian tujuan ini diejawantahkan dalam bentuk pelatihan softskill yang bertujuan untuk memberdayakan fasilitator dalam Komunitas Omah Sinau,” kata Sri Suciati.
Sri Suciati menegaskan sisi pendidikan harus menjadi hal utama di dalam bentuk-bentuk kegiatan pengabdian PKM ini karena tim pengusul berlatar belakang pendidik di perguruan tinggi.
Wujud pelaksanaan kegiatan pengabdian PKM mendesak adalah pemberdayaan masyarakat yang lebih menitikberatkan kegiatan kepada peningkatan pengetahuan tentang konsep pendidikan dan kurikulum ramah anak serta konsep dan teknik peningkatan keterampilan (membaca dan menulis) Bahasa Inggris dan Jawa, bidang seni tari dan musik yang ramah anak.
“Peningkatan sarana dan prasarana pendukung kegiatan juga menjadi bagian dari PKM ini, guna mencapai tujuan pemberdayaan Komunitas Omah Sinau sebagai ruang kreativitas ramah anak,” pungkas Suci. (pai)