Semarang, UP Radio – Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan aplikasi dari kegiatan pendidikan, dan penelitian yang harus diwujudkan dalam program pengabdian kepada masyarakat yang terintegrasi.
Dimasa Pandemi Covid-19 ini program tersebut menjadi istimewa karena KKN dilaksanakan mahasiswa di luar kampus bersama dengan masyarakat dengan pembimbingan yang dilakukan dosen pembimbing lapangan (DPL), kepala desa atau kepala kelurahan dan camat.
Melalui kegiatan ini setiap mahasiswa diharapkan bisa menjadi penggerak pembangunan dalam penerapan ilmu yang didapat dalam kehidupan bermasyarakat secara langsung dan dapat mengetahui persoalan yang terjadi sekaligus mampu memberikan solusi.
Universitas PGRI Semarang selalu melaksanakan program Tri Darma (Pendidikan, Penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) secara optimal termasuk pelaksanaan program KKN Tematik (KKNT).
Mahasiswa Fakultas Hukum UPGRIS, Kholifah Afiyani, salah satu peserta KKNT– Covid 19 mengatakan saat pandemi Covid-19, KKNT dilakukan dengan cara Daring dan Luring. “Target prioritas program KKNT, untuk memberi edukasi kepada masyarakat terdampak mengenai segala hal yang berkaitan dengan Covid-19,” tutur Kholifah.
Selama melaksanakan KKNT (17/8 – 17/9/2020), di wilayah tempat tinggalnya, komplek Perum. Koveri Beringin Ngaliyan, ia berharap mampu meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menyikapi masa pandemi dan dapat melakukan pendampingan masyarakat dalam menangani dampak pandemic secara mandiri.
“Diperumahan, kita bersama mesyarakat metelah menyusun sejumlah langkah penanganan untuk menjadikan wilayahnya menjadi dusun/desa tangguh bencana, diantaranya dengan melaksanakan penyemprotan desinfektan 30 Agustus lalu,” ujarnya
Selain melakukan sosialisasi secara langsung, Kholifah yang bekerja di UP Radio Semarang, memanfaatkan media yang dikelolanya untuk ikut mensosialisasikan program edukasi pencegahan dan penanganan Covid 19 kepada Masyarakat.
“Kita juga menggunakan media massa dan social media UP Radio Semarang dengan mengundang nara sumber berkompeten di bidangnya untuk melakukan talkshow untuk menambah pemahaman pendengar,” tambah Kholifah.
Kholifah meyakini dengan berbagai program peningkatan kesadaran yang dilakukan, masyarakat dapat melakukan penilaian mandiri perlu tidaknya melakukan rapid test melalui aplikasi INARISK yang dibuat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selaku Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Melalui aplikasi ini, pengguna dapat mengisi sejumlah pertanyaan sesuai dengan kategori yang tersedia, yaitu pribadi, keluarga, dan desa. BNPB berharap masyarakat peduli terhadap diri sendiri, keluarga dan di lingkungan tempat tinggal dalam rangka memutus rantai penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Sementara itu ketua RT 2 / RW 7 Kelurahan Bringin, Basuni menyambut baik adanya KKNT yang dilaksanakan Mahasiswa UPGRIS diwilayahnya. Basuni juga menyatakan di masa pendemi, warganya sangat ditekankan mentaati protocol Kesehatan, bahkan segala macam kegiatan warga harus dibatasi. “Koordinasi warga lebih banyak dilakukan via WA antar pengurus yang kemudian di sosialisasikan melalui WA Group,” katanya.
Ia menambahkan meski sudah dilakukan penyemprotan desinfektan oleh kholifah afiyani saat melaksanakan KKNT, namun warga tetap harus menjaga kesebersiihan lingkungan dan juga Rajin berolahraga. (shs)