Kenalkan Kebudayaan Lewat Film Nyantrik

Semarang, UP Radio – Kebudayaan dan warisan bangsa Indonesia berupa wayang orang, coba dikenalkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknolgi lewat film documenter berjudul Nyantrik.

Perkenalan film ini sendiri, dilakukan setelah pagelaran wayang orang berjudul wayang barata di Gedung Ki Narto Sabdo, Senin (7/8) petang.

Pegelaran wayang ini sendiri cenderung unik lantaran pemainnya adalah anak-anak muda. Sama seperti film Nyantrik yang dimainkan oleh kaum milenial atau bahkan generasi Z. Dalam kesempatan tersebut juga ditampilkan anak-anak siswa SMP N 12 Semarang yang bermain gamelan.

Advertisement

“Kita sengaja buat serial film nyantrik ini untuk menyambungkan perkembangan teknologi dan seni budaya menjadi hiburan yang baru. Harapannya seni tradisi yang ada bisa menjadi inpirasi luar biasa kedepan,” kata Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Hilmar Farid, saat memberikan sambutan.

Menurut dia, 70 tahun lalu, Presiden RI Soekarno pernah mengundang wayang orang Ngesti Pandawa ke Jakarta. Pihaknya sendiri ingin mnegambangkan seni tradisi agar bisa dinikmati semua kalangan dalam bentuk yang lebih fresh.
“Tapi yang klasik tidak ditinggalkan karena sumber kebudayaan tersebut,” tambahnya.

Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo berterimakasih kepada Kemendikbud Risetek yang memberikan fasilitas kepada generasi muda.

Selain itu juga kepada Pemkot Semarang yang mau menyediakan tempat, menurutnya Pemerintgah berusaha mengajak anak-anak untuk terlibat salah satunya adalah dalam seni dan budaya.

“Tadi ada anak-anak kecil yang bermain gamelan, saya lihat secara teknik mereka mampu. Untuk film documenter yang dikenalkan juga bagus, artinya anak-anak bisa menjadi penari professional dengan urutan dan guiden yang ada. Selain itu divisualkan juga sangat bagus sekali,” tambahnya.

Ganjar menyebut, jika kolaborasi visual, narasi dan lainnya dikemas dengan baik akan menjadi konten tersendiri. Artinya Pemerintah telah melakukan strategi kebudayaan yang lebih ngepop tanpa menghilangkan akarnya.

“Akar budaya dari nenek moyang ini tetap dijaga dan kembangkan, tentu yang klasik nggak akan hilang. Jika semua berjalan, saya rasa bangsa ini akan menjadi bangsa yang kaya akan budaya,” pungkasnya.

Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku, mendorong anak-anak muda untuk belajar kebudayaan. Ia menyebutkan di Kota Semarang banyak anak-anak yang sudah nembang dan bermain gamelan, misalnya di Ki Narto Sabdo dan Sobokarti.

“Ada pula dari SMP N 12 yang sudah pernah tampil, ini jadi satu vitamin agar mereka semangat. Kita dorong agar anak-anak bisa mencintai budaya,” tambahnya.

Pihaknya mengaku akan kembali mengembangkan gedung Ki Narto Sabdo sebagai gedung pertunjukan di Ibu Kota Jateng. Rencananya, pada anggaran perubahan ini akan kembali dianggarkan untuk penambahan fasilitas. (ksm)

Advertisement