Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota Semarang melakukan peninjauan pelaksanaan revitalisasi Pasar Kanjengan dan Pasar Johar Selatan bersama Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Kamis.
Pasar johar yang merupakan bangunan cagar budaya mengalami kebakaran di tahun 2015 dan hanya menyisakan puing-puing saja.
Setelah kebakaran, Pemkot Semarang merelokasi pedagang pasar johar menuju ke pasar johar sementara yang berlokasi di sekitar MAsjid Agung Jawa Tengah (MAJT) hingga kini.
Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang ikut dalam tinjauan bersama Kementerian PUPR mengucapkan banyak terimakasih kepada Kementerian PUPR yang telah melakukan revitalisasi Pasar Johar, sehingga nantinya pasar johar akan bisa beroperasi kembali, dan sekitar 8000 pedagang bisa kembali mengais rejeki di pasar terbesar di kota Semarang, bahkan Asia Tenggara ini.
“Saat ini sudah dibangun oleh PUPR dan dirjen cipta karya untuk membangun pasar johar utara dan sudah selesai tapi karena pedagang terlalu banyak sekitar 8000 an sehingga ini tidak bisa ditampung semua di pasar johar utara. Pemkot semarang sangat berterimakasih pada kementerian PUPR yang tahun ini akan membangun pasar johar selatan dan pasar kanjengan, dan diharapkan tahun 2022 semua pedagang bisa kembali masuk ke area pasar johar,” kata Mbak Ita, sapaan akrabnya saat mengunjungi pembangunan Pasar Johar, Rabu (20/1).
Pasar Johar bagian utara memang telah rampung pengerjaannya, dan semestinya sudah bisa ditempati oleh sebagian pedagang terlebih dahulu. Mbak Ita mengharapkan sebagian pedagang bisa menempati pasar johar utara terlebih dahulu agar pemulihan ekonomi segera bisa terwujud di masa pandemi sekarang ini.
Sedangkan sebagian pedagang yang lain bisa menunggu untuk penyelesaian pembangunan pasar johar sebelah selatan dan pasar kanjengan, yang diharapkan tahun 2022 sudah bisa ditempati oleh pedagang.
“Pasar johar ini adalah pasar terbesar di kota semarang bahkan katanya terbesar di asia tenggara, jadi jika nantinya pedagang sudah masuk kesitu diharapkan tetap menjaga azas-azas cagar budaya, dan nantinya akan ditambah bangunan di tengahnya untuk pasar johar selatan sehingga bisa membawa dampak positif bagi pedagang,” jelasnya.
Disinggung mengenai konsep revitalisasi pasar johar yang diterapkan saat ini, Mbak Ita mengaku jika Walikota Semarang mengusung konsep Green Building dengan tidak meninggalkan konsep lama dari pasar Johar yang merupakan banguna cagar budaya. Konsep Green Building ini di usung agar pedagang dan pembeli yang melakukan kegiatan perdagangan di pasar Johar bisa lebih nyaman dan aman.
“Untuk konsep bangunannya, karena ini adalah cagar budaya pasti akan dikembalikan seperti dulu tapi ini kan setelah terbakar tinggal puing saja segingga di bangun kembali dengan konsep go green agar semua pedagang dan pembeli bisa lebih nyaman. Pak wali memang sudah mencanangkan konsep green building, energi terbarukan seperti untuk listrik gunakan panel surya, mikrohidro, tenaga angin dan sudah ada beberapa gedung pemkot yang dibangun seperti itu,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya, Iwan Suprijanto membenarkan jika rehabilitasi pasar johar akan masih berlanjut untuk pembangunan pasar johar selatan dan pasar kanjengan, sesuai dengan Peraturan Presiden.
“Tahun 2018 dari kementerian PUPR sudah melakukan rehabilitasi di pasar johar utara yang merupakan cagar budaya, dan saat ini sesuai amanat Peraturan Presiden no. 43 tahun 2019 kembali akan melanjutkan rehabilitasi pasar johar selatan dan melanjutkan konstruksi dalam pengerjaan pasar kanjengan,” kata Iwan.
Menurutnya, Kementerian PUPR merehabilitasi Pasar Johar selain untuk kepentingan perdagangan, juga karena pasar johar sebagai cagar budaya yang harus terus dilestarikan, sehingga Pasar Johar harus direstorasi ulang.
“Kami berharap ada dukungan dan kontribusi juga dari pemerintah kota semarang dan pemprov jateng untuk bisa menata kembali kalau kawasan kota lama sudah menjadi kawasan ikonik baru dan kami harap kawasan johar ini kedepan akan menjadi kawasan ikonik lainnya di kota semarang,” ungkapnya.
Selain itu, rehabilitasi ini juga bertujuan untuk memulihkan ekonomi nasional yang saat ini sedikit terpuruk akibat dampak dari pandmei Covid-19. Sedangkan, tambahnya, infrastruktur yang menjadi tulang punggung pembangunan diharapkan bisa berkontribusi untuk memulihkan kondisi ekonomi.
“Konsentrasi kami yang pertama adalah mempertahankan cagar budaya, pemenuhan persyaratan teknis bangunan gedung terutama di daerah kota semarang, serta upaya percepatan pembangunan infrastruktur khususnya pasar semata-mata untuk percepatan ekonomi nasional, dan konsep bangunannya juga konsep bangunan gedung hijau yang kita harapkan akan mudah didalam pemeliharaan, murah dalam pengelolaan, tidak akan membebani pedagang dan pemkot selaku pengelola,” pungkasnya. (ksm)