Semarang, UP Radio – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Tengah mengandeng Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) untuk memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM di Jateng bisa merambahpasar ekspor.
Kepala BI Jateng, Soekowardojo mengatakan, pelatihan yang diberikan tersebut merupakan wujud perhatian BI kepada UMKM di Jateng, di mana selama ini masih terdapat berbagai kendala untuk bisa melakukan ekspor produknya.
Menurutnya, produk UMKM di Jateng sudah banyak yang menarik minat calon pembeli karena kualitasnya sudah dapat diterima di berbagai negara, sehingga menjadi momen untuk mengambil kesempatan.
“Kegiatan ini juga untuk mendorong ekonomi kerakyatan, karena UMKM menjadi wadah bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang produktif dan memegang peranan penting dalam perbaikan perekonomian Indonesia yang harus didukung,” kata Soekowardojo, Selasa (25/2/20).
Dia mengatakan, peningkatan kapasitas UMKM dan juga peningkatan akses pasar baik ekspor maupun domestik itu nantinya akan memberikanberbagai keuntungan, terutama untuk pertumbuhan ekonomi.
“Melalui berbagai materi yang disampaikan diharapkan UMKM di Jateng dapat menyumbangkan pertumbuhan ekonomi 7% di Jateng lebih siginifikan,” ucapnya.
Disebutnya, BI juga akan secara aktif untuk terus mendorong efisiensi perekonomian, terutama di sistem pembayaran. Dengan adanya sistem pembayaran yang lebih mudah, cepat, dan aman maka transaksi akan lebih cepat dan efisien.
“Saat ini BI sedang gencar mempromosikan mengenai QRIS (QR Code Indonesia Standard) yang merupakan salah satu interface pembayaransecara cepat dan mudah,” jelasnya.
Sementara kegiatan pelatihan kali ini mengambil tema “Menciptakan Eksportir Handal Melalui Pemahaman Prosedur dan Peluang Pasar Ekspor”yang dilaksanakan dua hari, Selasa – Rabu, 26-27 Februari 2020 di Kantor BI Jateng.
Pelatihan ekspor ini diikuti 190 UMKM yang berasal dari sejumlah daerah di Jateng, yang bergerak di berbagai bidang dari kerajinan, fashion, maupun produk makanan dan minuman mengikuti kegiatan ini.
Pelatihan juga diisi oleh narasumber yang berasal dari pelaku ekspor, ahli kontrak ekspor, BNI, dan juga Kanwil Bea Cukai. (shs)