Semarang, UP Radio – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu melakukan panen kelengkeng Hawai secara langsung di kebun milik warga Perumahan Beringin, Gondoriyo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Minggu (5/11/2023).
Berbeda dengan kelengkeng pada umumnya, kelengkeng Hawai memiliki buah yang besar dan kulitnya berwarna putih. Juga rasa manis dan berair serta biji yang kecil. Kelengkeng Hawai ini, biasa dikenal dengan kelengkeng Matalada. Yang merupakan jenis varian kelengkeng yang berasal dari Malaysia.
“Alhamdulillah hari ini bisa panen kelengkeng Hawai atau biasa dikenal dengan kelengkeng Matalada. Ternyata belum banyak orang yang tahu, sehingga bisa dikembangkan,” ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya.
Menurutnya, tanaman kelengkeng Hawai atau Matalada ini bisa dikembangkan di Kota Semarang. “Kalau di sini cocok, artinya kan di lingkungan wilayah Kelurahan Gondoriyo, Kecamatan Ngaliyan ini sangat bagus untuk membudi dayakan tanaman kelengkeng,” kata Mbak Ita, yang dalam panen tersebut juga didampingi Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur, anggota DPRD Kota Semarang, Suharsono, serta beberapa pejabat Kecamatan Ngaliyan.
Mbak Ita menyebut, Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pertanian juga mengembangkan beberapa varian kelengkeng di Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan. “Ada kelengkeng Itoh, New Kristal yang kalau panen sangat luar biasa. Sehingga saya juga nanti minta dengan Dinas Pertanian untuk bisa mengembangkan tanaman ini. Apalagi tadi katanya enggak perlu dibooster gitu ya, sehingga lebih mudah perawatan dan lebih mudah budi dayanya.
Secara perawatan, kelengkeng Hawai juga sangat mudah karena tidak harus dipacu menggunakan booster layaknya tanaman buah kelengkeng pada umumnya. “Kelengkeng Hawai ini mudah ditanam, untuk bisa berbuah tanpa harus di booster, cukup pupuk kandang,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur mengatakan, ajakan untuk menanam dengan program ‘Ayo Nandur’ ternyata sudah dijalankan masyarakat dengan baik.
“Termasuk di rumah Pak Selamet ini, yang menanam berbagai buah langka, salah satunya kelengkeng Hawai atau Matalada,” katanya.
Hernowo menyebut, keunggulan kelengkeng Matalada salah satunya tidak perlu dibooster, cukup dengan pemupukan biasa dengan pupuk kandang.
“Di Dinas Pertanian sebenarnya sudah mencoba mengembangkan kelengkeng mulai dari Pingpong, kelengkeng Itoh atau New Cristal, Matalada juga ada. Namun pasar atau peminatnya masih kurang. Namun, di 2024 Bu Wali Kota Semarang sudah berjanji untuk menggalakkan lagi gerakan Ayo Nandur, agar sosialisasinya lebih masif ke masyarakat. Supaya kedaulatan pangan kita terjaga,” kata Hernowo.
Sementara itu, Slamet Supriyanto pemilik lahan kelengkeng Hawai mengaku sudah 15 tahun aktif menanam buah tersebut di pekarangannya. Menurut dia, salah satu tanaman buah yang dia budi daya adalah kelengkeng Hawai ini, yang menurutnya sangat mudah perawatannya. Sejak ditanam, saat usia 2,5 tahun, kelengkeng Hawai miliknya sudah mulai berbuah dan terus menghasilkan panen hingga sekarang.
“Tiap bulan saat tumbuh saya petik, selalu panen tidak mengenal musim dan tidak memakai booster atau pupuk kimia cukup pupuk kandang,” katanya.
Selamet mengaku, menanam merupakan hobinya, bahkan tanaman buah yang ia tanam sangat variatif dan banyak di antaranya cukup langka.
“Selain kelengkeng Hawai, ada Sawo Vietnam, ada jambu air King Rose Australia, jambu tanpa biji, delima Spanyol, mangga red emperor, alpukat mentega super, mangga Mahathir, dan sebagainya. Tanaman buah ini saya peroleh dari toko tanaman, komunitas, bahkan berburu ke perkebunan-perkebunan lain,” kata Selamet.(ksm)