Semarang, UP Radio – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah memprediksi puncak musim kemarau di Jateng terjadi pada bulan September 2019.
Kepala Pelaksana BPBD Jawa Tengah Sudaryanto mengatakan, Pemprov Jateng sudah melakukan koordinasi dengan PDAM untuk menghadapi puncak musim kemarau.
“Sudah ada rakor (Rapat koordinasi) semester satu dengan menghadirkan BMKG dan para Kalak (Kepala pelaksana) BPBD Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah supaya mengetahui informasi tentang berbagai hal. Juga tentang kekeringan yang puncaknya di awal September,” kata Sudaryanto.
Dikatakan, ketersediaan air bersih pada masa puncak kekeringan harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, termasuk untuk kegiatan produksi pertanian di desa-desa yang ada di Jawa Tengah. Menurutnya, para petani, dapat menanam tanaman yang tidak terlalu memerlukan banyak air.
Disebutnya, terdapat 1.259 desa dan 360 kecamatan di 31 kabupaten/kota se-Jawa Tengah yang diprediksi akan terdampak bencana kekeringan pada tahun ini.
“Jumlah jiwa yang diprediksi akan terdampak mencapai lebih dari 2 juta jiwa dengan 545.851 kepala keluarga,” tandasnya.
Sejumlah daerah yang diprediksi terdampak kekeringan pada tahun ini yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purwerejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Blora dan Grobogan. (shs)