Ke Tiga Kalinya UPGRIS Jadi Tuan Rumah Rumah Penyelenggaraan PIBSI

pSemarang, UP Radio – Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) ketiga kalinya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) ke-XLV. Acara digelar selama dua hari (22-23/9/2023) di Hotel Patra Jasa Semarang.

Rektor Universitas PGRI Semarang Dr Sri Suciati MHum mengungkapkan forum ini dilaksanakan untuk mendukung wacana seputar penguatan kepemimpinan nasional. Dimana bahasa dan sastra dianggap masuk dalam ranah yang berperan penting dalam penguatan tersebut.

“Forum ini menjadi upaya untuk memperkuat peran bahasa dan sastra dalam kepemimpinan nasional harus dilakukan secara mendalam dan meluas,” kata Suci, di sela pembukaan PIBSI XLV (22/9/23).

Advertisement

Menurut Suci, pertemuan ilmiah ini memang merupakan pertemuan tahunan yang selalu menghadirkan peserta dari berbagai perguruan tinggi yang memiliki program studi bahasa dan sastra Indonesia atau pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

“PIBSI diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang besar bagi para dosen yang kemudian berhadapan dengan mahasiswa karena sudah memiliki sesuatu yang baru sesuatu yang memang saat ini dibutuhkan didunia kerja,” ujar Rektor.

Jadi, lanjut Suci, ketika para dosen mengajar mereka tidak lagi mengikuti textbook akan tetapi betul-betul mengaitkan bahasa dan sastra serta pembelajaran bahasa dan sastra dengan dunia kerja.

Suci mengakui saat ini sumber belajaran tidak hanya pada dosen saja, masalah ilmu pengetahuan berkaitan dengan bahasa serta pengajaran mahasiswa bisa langsung browsing ke Google. “Mereka bisa cari sendiri, maka disini peran dosen sebagai pembina mahasiswa sebagai pendamping mahasiswa sehingga bersama-sama dengan dosen dan mahasiswa ini bisa menemukan kebaruan kebaruan,” tambah Suci.

Sementara itu, Pendiri PIBSI, Dr Sudaryanto mengakui masih adanya ego keilmuan pada beberapa orang. Karena dirinya profesor misalnya, maka dia meminta gelar profesornya harus ditulis.

“Dalam PIBSI abaikan gelar, semua di sini sama. Yang gelarnya profesor maupun yang gelarnya sarjana, dalam wadah ilmiah, memiliki kedudukan yang setara,” tegas Sudaryanto.

Bahkan, lanjut Sudaryanto, tidak hanya gelar profesornya, semua gelarnya, mulai gelar sarjana, magister, dan doktornya juga minta ditulis. Agar semua orang tahu bagaimana beratnya pencapaian yang dilewati.

Lebih lanjut Dr Sudaryanto meminta supaya gelaran PIBSI senantiasa dijaga dengan semangat kebersamaan. Semua anggota PIBSI adalah saudara sehingga harus terus bekerjasama, saling bermusyawarah, untuk saling melindungi dan menguatkan. (shs)

Advertisement