Purworejo, UP Radio – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan informasi mengenai potensi gempa dan tsunami yang akan terjadi di wilayah pantai selatan Jawa.
Hal itulah yang sempat memicu keresahan warga terutama yang berada di sekitar pantai selatan yang khawatir terdampak langsung bencana tsunami.
Kepala pelaksana BPBD Jawa Tengah Sudaryanto mengatakan sebagai upaya menekan keresahan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama BPBD jawatengah menyelenggarakan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami 2019.
“Ekspedisi Destana di Jawa Tengah dilaksananakan pada 28 Juli sampai 2 Agustus 2019 yang terbagi di tiga kabupaten. Kabupaten purworejo, Kebumen dan Cilacap,” ujar Sudaryanto usai menerima pataka destana tsunami dari tim ekspedisi destana tsunami propinsi DIY di terminal Nampurejo kec. Jatimalang kab. Purworejo.
Setelah menerima estafet Pataka, labjut Kalakhar, Tim Destana Tsunami Jawa tengah akan mulai melakukan sosialisasi di desa desa di pinggir pantai. Titik pertama adalah Kabupaten Purworejo yang dimulai pada 28-29 Juli 2019.
“Sosialisasi melibatkan semua unsur kemasyarakatan diantaranya BNPB, BPBD, TNI, Polri, SAR, PMI dan organisasi kemasyarakat lain serta Media massa,” tambahnya.
Selama Ekspedisi Destana Tsunami 2019 Jawa Tengah, kegiatan sosialisasi tentang penanggulangan bencana, penguatan kapasitas aparatur desa, dan penilaian ketangguhan desa menjadi tugas yang harus dilaksanakan goes to school ke sekolah sekolah.
“Desa rawan bencana di Kabupaten Purworejo ada 24 desa, Kabupaten Kebumen 32 desa, dan yang terbanyak adalah di Kabupaten Cilacap yaitu 55 desa,” tegasnya
Selanjutnya tim ekspedisi akan bergeser ke Kabupaten Kebumen, yaitu pada 30-31 Juli 2019 dan terakhir adalah di Kabupaten Cilacap yaitu 1 dan 2 Agustus 2019.
“Targetnya semua masyarakat tidak akan kuatir lagi dan siap mengantisipasi jika menghadapi ancaman bencana di wilayahnya,” pungkas Sudaryanto. (shs)