Semarang, UP Radio – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang terus menggenjot vaksinasi dosis ketiga atau vaksinasi booster menjelang Ramadan dan Lebaran.
Hal itu untuk mengantisipasi penularan Covid-19 saat momentum Idulfitri pada Mei mendatang.
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam memprediksi, angka mobilitas masayarakat saat libur Lebaran bakal tinggi. Mobilitas yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan kasus. Maka, protokol kesehatan dan vaksinasi terus digalakkan di setiap wilayah.
“Mungkin sebulan atau 15 hari setelah Lebaran akan ada kenaikan kasus meski tidak sebesar Februari lalu. Jumlahnya belum bisa diketahui berapa,” ujar Hakam.
Hakam menyebutkan, capaian vaksinasi booster masih sekitar 30,9 persen dari total sasaran. Jelang Ramadan ini, Dinkes terus menggenjot vaksinasi mengingat masih sekitar 70 persen sasaran belum mendapatkan vaksin booster.
Dengan vaksinasi booster, dia berharap, tidak terjadi ledakan kasus. Meskipun ditemuan kasus pasca Lebaran, harapannya tidak mengalami gejala berat ataupun tidak sampai menyebabkan kematian.
“Belajar periode yang sama tahun lalu, setiap libur Lebaran pasti angkanya naik. Maka, kami genjot capaian vaksinasi booster agar angka penularan dan kematian bisa ditekan,” jelasnya.
Hakam melanjutkan, masyarakat tak perlu takut mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) seusai vaksin booster.
Menurutnya, gejala demam atau pegal-pegal pasca vaksinasi merupakan hal yang lumrah dan tidak perlu ditakutkan.
Pasalnya, vaksin merupakan virus yang dilemahkan sehingga wajar jika menimbulkan reaksi di tubuh.
“Justru, kalau ada reaksi seperti panas ataupun pegal ini wajar karena vaksinasi bekerja di dalam tubuh, nah ini yang harus dibangun,” tegasnya.
Percepatan vaksinasi booster dilakukan dengan berbagai upaya. Hakam mengatakan, petugas masih terus melakukan jemput bola ke tingkat RW. Bahkan, Dinkes juga membuka layanan vaksinasi selama 24 jam di rumah dinas Wali Kota Semarang.
“Kita terus genjot capaian booster agar kasus tidak naik lagi diantaranya mengaktifkan vaksinasi tingkat RW dan vaksinasi 24 jam di rumdin,” sebutnya.
Di sisi lain, Hakam menambahkan, capaian vaksinasi dosis pertama telah menyentuh 125 persen.
Sedangkan, vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 113 persen. Dinkes masih membuka sentra vaksinasi di sejumlah tempat. Hanya saja, target sasaran mengalami penurunan.
Sebelumnya, Dinkes bisa melakukan suntik vaksin sebanyak 10 ribu hingga 15 ribu sasaran. Namun, saat ini turun jadi 8 ribu sasaran per hari.
“Vaksinasi harus disosialisasikan lebih masif karena manfaat vaksinasi ini banyak, bisa menekan angka penularan dan angka kematian. Kalaupun terpapar hanya gejala ringan ataupun tidak bergejala,” terangnya.
Dia mencontohkan, ada 7.800 orang yang terpapar Covid-19 hingga Februari lalu. Karena mayoritas telah mendapat vaksin dosis pertama dan kedua, angka kematian pun tidak sebanyak tahun lalu. Ada 74 orang yang meninggal dunia pada 2022 ini. Mayoritas memiliki penyakit komorbid.
“Jika dibandingkan tahun lalu, angkanya besar dan yang parah banyak. Intinya vaksinasi ini bisa menekan angka penularan dan kematian,” ucapnya. (ksm)