Jelang Momentum Idul Fitri 1445 H Inflasi Gabungan Kota di Jawa Tengah Meningkat

Semarang, UP Radio – Maret 2024, tekanan inflasi gabungan kota di Jawa Tengah meningkat. Perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat sebesar 0,60% (mtm) pada periode laporan, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (0,57%; mtm). Dengan demikian, inflasi gabungan kota di Provinsi Jawa Tengah pada Maret 2024 sebesar 3,40% (yoy), juga meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (2,98%; yoy).

Kepala perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra mengungkapkan meski meningkat, realisasi inflasi Maret 2024 masih berada di rentang sasaran target inflasi tahun 2024 sebesar 2,5±1%. Secara spasial, sebagian kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami peningkatan tekanan inflasi.

“Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Wonosobo yang pada periode laporan mencatatkan inflasi sebesar 0,86% (mtm). Sementara itu, Kabupaten Rembang mencatatkan inflasi bulanan terendah pada periode laporan, yaitu sebesar 0,31% (mtm),” kata Rahmat falam siaran pers BI (2/4).

Advertisement

Bank Indonesia menyebut peningkatan tekanan inflasi terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga beberapa komoditas pangan utama.

Komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras memiliki kontribusi tertinggi dalam inflasi periode Maret 2024. Kenaikan harga komoditas tersebut berlangsung seiring dengan kenaikan permintaan masyarakat pada momentum Ramadan. Selain itu, harga pakan ternak yang masih tinggi juga turut menjadi faktor penyebab peningkatan harga daging ayam ras dan telur ayam ras.

Komoditas lainnya yang turut menjadi andil penyebab inflasi yaitu beras. Beras masih mencatatkan tekanan inflasi namun dengan magnitude yang berkurang.

Beberapa kota pantauan inflasi seperti Kabupaten Rembang, Kudus, dan Kota Purwokerto tercatat telah mengalami penurunan harga beras.

Hal tersebut sejalan dengan panen yang mulai berlangsung di beberapa wilayah, antara lain Kabupaten Sragen, Temanggung, Demak, Grobogan, dan Kota Purwokerto. Di sisi lain, harga beberapa komoditas pangan lainnya tercatat menurun. Beberapa di antaranya yaitu cabai merah, cabai hijau, dan kentang. Penurunan harga tersebut berlangsung seiring dengan kecukupan pasokan di Jawa Tengah.

Memperhatikan kondisi terkini dan guna menjaga inflasi berada pada rentang sasaran, diperlukan koordinasi dan sinergi yang lebih erat antar instansi terkait.

Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah yang tergabung dalam Forum TPID Provinsi Jawa Tengah akan terus berkoordinasi, bersinergi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi.

“Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jawa Tengah sehingga inflasi dapat terjaga di rentang sasaran 2,5±1%,” pungkas Rahmat. (rls)

Advertisement