Jalur Kereta Api 100KM Semarang-Lasem Akan Segera di Reaktivasi

Semarang, UP Radio –  Jalur kereta api Semarang-Lasem sepanjang 100 kilometer yang sudah mati, kini tengah berupaya dihidupkan kembali oleh pemerintah. Pada 2020 ini, proses reaktivasi memasuki tahap detail engineering design (DED).

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen berharap reaktivasi rel kereta tersebut segera bisa dioperasionalkan. Sebab akses transportasi, selama ini menjadi kendala bagi wisatawan untuk menuju destinasi pariwisata di Rembang. Padahal, potensi wisata pantai di Rembang terbilang bagus.

“Jawa Tengah sebenarnya wisata pantainya hampir seperti Bali. Sekarang yang baru digelorakan Karimunjawa. Tetapi sudah menyusul juga Pantai Karangjahe di Rembang. Pantai Karangjahe sekarang posisinya di ranking4 atau 5 di Jawa Tengah. Tapi memang akses kesana agak sulit karena belum ada tol dan kereta api,” kata Taj Yasin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/1).

Advertisement

Ditambahkan, mengingat akses transportasinya belum baik, pengunjung masih terbatas dari wisatawan lokal. Rata-rata dari Tuban, Bojonegoro, Blora, Pati, dan Kudus. Jika reaktivasi ini berjalan baik, Gus Yasin, sapaan wagub, berangan-angan jalur kereta Semarang-Lasem bisa sekaligus menjadi jalur kereta wisata, seperti kereta wisata Kedungjati Purwodadi.

“Saat ini kendala pengaktifan jalur kereta Semarang-Lasem itu stasiun-stasiunnya banyak yang sudah menjadi pasar. Seperti Demak itusudah jadi pasar, Kudus juga menjadi pasar, Pati jadi alun-alun, Rembang juga jadi pasar. Ini yang kayaknya jadi PR kita agar secepatnya terealisasi, agar mudah aksesnya,” tandasnya.

Selain untuk mempermudah akses pariwisata, keberadaan jalur kereta Semarang-Lasem juga untuk memindahkan angkutan barang. Dengan begitu, kemacetan yang dirasakan di bagian timur Jawa Tengah selama ini dapat teratasi.

Sementara itu, Kepala Seksi Perkeretaapian Dinas Perhubungan Jawa Tengah, Fajar Rakhmat menambahkan, reaktivasi rel kereta api Semarang-Lasem sepenuhnya dilaksanakan pemerintah pusat.

“Pada 2020 ini memasuki tahap DED. Analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) dan pengadaan lahan dijadwalkan pada 2021. Untuk pengerjaan fisik dimulai pada 2023,” pungkasnya. (shs)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement