Semarang, UP Radio – Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) PGRI ke 72 dan Hari Guru Nasional 2017 jajaran Pimpinan Universitas PGRI Semarang dan Pengurus serta Yayasan PGRI menggelar Wayang orang bertajuk Sang Guru Sejati.
Pertunjukan wayang orang yang mengisahkan tentang pembelajaran untuk menjadi seorang guru yang sejati diperankan bukan hanya oleh tokoh wayang orang Ngesti Pandowo semarang saja tetapi juga Rektor, Wakil Rektor dan dekan di Universitas PGRI Semarang , YPLP PGRI dan juga para dosen di Balairung Universitas PGRI Semarang, Senin (26/11).
Mereka mampu mengimbangi permainan pemain wayang orang professional yang mempertontonkan tarian dan dialog yang fasih menggunakan Bahasa jawa sesuai dengan alur cerita yang dibawakan meski terkadang adegan menjadi lucu karena penampilan para tokoh yang terlihat ganjil karena kaku dan salah dlm mengucapkan dialog.
Rektor Universitas PGRI Semarang Muhdi yang memerankan sosok Prabu Destarastra mengungkapkan pementasan wayang orang ini selain memeriahkan Peringatan HUT PGRI ke 72 dan hari Guru nasional juga untuk melestrarikan kebudayaan Jawa.
“Meski diakui cukup sulit untuk memerankan tokoh pewayangan namun demi memperingati HUT PGRI dan para guru, saya berusaha optimal dalam memerankan sosok tersebut,” ungkap Muhdi.
Peran Prabu Destarastra adalah putra dari Ambika yang mengalami buta sejak lahir karena ibunya menutup mata sewaktu mengikuti upacara Putrotpadana yang diadakan oleh Resi Byasa. Dia adalah kakak tiri dari Pandu.
“Cerita ini menyampaikan pesan moral bagi setiap calon generasi penerus bangsa dan mahasiswa untuk bertindak baik dan menjauhkan dari sifat dendam meski mengalami disakiti oleh orang lain. Tanpa membalas dendam ketika disakiti. Sama halnya siapapun yang menjadi guru,” tambahnya.
Selain Muhdi, sejumlah pejabat lainnya yang tampil dalam pementasan wayang orang itu di antaranya ada Ketua YPLP PT PGRI Semarang Sudarto, Ketua PGRI Jateng Widadi, dan beberapa pejabat di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. (shs)