Semarang, UP Radio – DPC Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kota Semarang mengeluhkan maraknya peredaran gas non elpiji Pertamina dalam tabung putih yang dijual bebas di masyarakat.
‘Gas Putih’ tersebut kini sudah banyak digunakan oleh pelanggan khusunya non subsidi.
Ketua DPC Hiswana Migas Kota Semarang, Yanuar N Rahman mengatakan, gas non elpiji Pertamina tersebut sudah beredar luas di Kota Semarang. Bahkan kini peredarannya sudah mencapai 50% dari jumlah pelanggan elpiji non subsidi di Kota Semarang, khususnya sektor industri perhotelan dan rumah makan.
“Yang terjadi adalah kebingungan masyarakat bahwa gas yang beredar ternyata bukan gas dari Pertamina, melainkan dari pihak lain yang tidak jelas asal-usul dan juga komposisinya,” katanya, saat ditemui di Kantor DPC Hiswana Migas Kota Semarang, Jumat (25/8).
Menurutnya, komposisi dari elpiji resmi dari Pertamina 49% propan dan 51% butan c3h8 dan H10 dan kandungan lain dibawah 1%. Adapun gas di tabung putih yang saat ini marak beredar, tidak diketahui komposi pastinya.
“Sumbernya patut diduga berasal dari kilang swasta dan juga patut diduga pula isi dari tabung putih adalah gas suntikan. Pasalnya, gas dari tabung putih memiliki bau khas elpiji resmi Pertamina,” ungkapnya
Gas elpiji resmi dari Pertamina, lanjutnya, memiliki komposisi yang sudah diatur. Sedangkan gas tabung putih tidak jelas komposisinya, sehingga sangat membahayakan, karena tekanan gas bisa berubah-ubah setiap saat.
“Dari sisi harga, gas tabung putih non elpiji Pertamina dijual dengan harga yang tidak wajar karena jauh dari harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yakni Rp8.000-Rp8.500 per kilogramnya. Adapun gas elpiji pertamina dijual dengan harga Rp11.000 per kilogram,” terangnya.
Yanuar mengingatkan kepada masyarakat supaya tidak terpengaruh dengan harga murah, tetapi tidak ada jaminan keamanan.
Hiswana Migas pun akan segera melapor kepada Pemerintah daerah Kota Semarang terkait beredarnya gas tabung putih tersebut, karena pihaknya meyakini peredarannya tidak sesuai dengan prosedur yang ada.(rls-shs)