Semarang, UP Radio – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang menyelenggarakan puncak peringatan hari anak nasional tingkat Kota Semarang di Taman Indonesia Kaya.
Dengan mengusung tema Milenial Tangguh di Era Digital, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang ingin memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berkreasi, berinovasi, dan berimprovisasi dengan memanfaatkan perkembangan digital secara baik.
Berbagai kompetisi yang berkaitan dengan perkembangan digital pun sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu, diantaranya lomba fotografi, karya ilmiah, pembuatan video kreatif, dan lainnya. Seminar terkait pemanfaatan digital juga diselenggarakan agar anak-anak di Kota Semarang dapat memanfaatkan digital dengan baik.
“Mereka lahir di era digital. Mereka tidak lepas dari gedget. Oleh karena itu, bagaimana agar gedget berdampak positif bagi mereka,” ujar Kepala DP3A Kota Semarang, M Khadik.
Khadik menyebut, jumlah anak Kota Semarang sebanyak 424.166 anak. Menurutnya, jumlah ini cukup besar. Sehingga, perlu adanya peran serta semua pihak, baik keluarga, sekolah, maupun lingkungan. Mereka memiliki kewajiban untuk mengarahkan anak-anak agar perkembangan digital bermanfaat bagi tumbuh kembang anak.
Lebih lanjut, Khadik ingin setiap anak bisa mendapatkan perhatian penuh dari Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sejak dalam kandungan hingga tumbuh menjadi remaja. Pelibatan anak dalam rencana pembangunan juga dinilai perlu agar kebutuhan dan hak anak dapat terpenuhi.
“Kami ingin namanya musyawarah rencana pembangunan (musrenbang), anak-anak bisa dilibatkan melalui perwakilan forum anak. Apa yang anak-anak butuhkan agar menjadi generasi penerus bangsa yang baik bisa terwadahi,” papar Khadik.
Saat ini pihaknya telah membentuk forum anak baik tingkat kelurahan, kecamatan, dan kota. Forum ini sebagai wadah untuk menampung aspirasi anak sekaligus memberikan motivasi kepada anak.
Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, perkembangan digital dapat berdampak buruk jika tidak ada pembinaan maupun pendidikan kepada anak.
Oleh karena itu, pihaknya terus mendoronh peran serta seluruh pihak untuk melakukan pembinaan kepada milenial yang menjadi cikal bakal penerus bangsa terutama dalam menjadikan Kota Semarang lebih hebat.
“Orang tua harus bersinergi dengan guru. Jangan sampai anak dirumah baik, tapi disekolah tidak baik, atau sebaliknya,” ujarnya.
Ajak Anak Gemar Minum Susu
Di sisi lain, Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kota Semarang juga turut mengajak anak-anak minum susu bersama-sama. Sebanyak 800 botol susu dibagikan secara cuma-cuma kepada anak-anak yang hadir pada Peringatan Hari Anak Nasional tingkat Kota Semarang.
Kepala Dispertan Kota Semarang, Wahyu Permata Rusdiana mengatakan, gerakan ini untuk membiasakan anak-anak minum susu, terutama susu sapi murni.
“Susu ini sebagai tambahan. Anak-anak tetap harus makan empat sehat lima sempurna,” ucap Dina, sapaan akrabnya.
Menurut Dina, minum susu harus dibiasakan agar anak-anak dapat tumbuh dengan baik, berpikir lebih jernih, dan daya tahan tubuh semakin kuat.
Program gerakan minum susu sudah menjadi program rutin Dispertan. Tidak hanya mengajak anak-anak saja, pada hari lansia Dispertan juga mengajak orang lansoa untuk membiasakan diri minum susu untuk daya tahan tubuh.
“Kami ingin gerakan minum susu ini juga dilaksanakan di sekolah, bisa diprogramkan sepekan sekali atau sebulan sekali. Peling tidak mereka mengenal susu sapi,” ujarnya. (ksm)