Guru Harus Bisa Menulis Artikel Ilmiah Populer

Semarang, UP Radio – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (TPKM) Universitas PGRI Semarang memberikan pelatihan menulis artikel populer secara dalam jaringan (daring) kepada guru bahasa Indonesia yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di kota Semarang.

Pelatihan penulisan artikel populer ini diikuti sebanyak 66 guru Bahasa Indonesia di kota Semarang berlangsung Minggu (22/8) dengan dipandu anggota TKPM UPGRIS Dr Asropah (ketua), Dr Ika Septiana, Muhajir, Ahmad Ripai dan Setia Naka Andrian.

Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Dr Asropah mengungkapkan pelatihan diperuntukan bagi guru yang masih mengalami kesulitan dalam mengirimkan artikel poupulernya ke media massa.

Advertisement

“Masih banyaknya guru yang takut bahkan belum tahu bagaimana mengirimkan naskah ke redaksi. Kesulitan dalam menuangkan ide ke tulisan menjadi penyebab guru secara dominan,” ungkap Asropah.

Asropah menambahkan pelatihan ini merupakan bentuk tanggung jawab sesama pendidik untuk mendiskusikan keilmuan yang diharapkan bisa memberi jalan bagi guru untuk semangat dan terus menggali ide menulis secara popular.

Sementara itu ketua MGMP Bahasa Indonesia SMA Kota Semarang Imam Taufik mengatakan guru sebagai pendidik sudah semestinya harus melek literasi. Karena itu pulalah, kredit poin yang mensyaratkan guru mempublikasikan karyanya di media cetak adalah kebijakan yang tepat.

“Sebagai pendidik setiap guru harus melek literasi dan harus berusaha memenuhi kredit poin. Jangan mudah menyerah dalam menulis,” pesan Imam.

Narasumber pelatihan dalam paparanya menyebutkan bahwa tulisan yang menarik biasanya muncul dari guru yang kreatif.

“Jangan pernah menyerah jika tulisan sekali dikirim ditolak atau tidak berhasil. Guru harus mencari ide atau gagasan yang unik agar redaksi tertarik,” tutur Hajir.

Jika ada ide baru penulisan hal kontroversial akan bisa menarik untuk dibaca khalayak luas.

“Tulisan karya ilmiah populer tidak harus panjang dan bertele-tele. Selain lebih enak dibaca, gagasan utama yang disampaikan juga lebih bisa ditangkap,” katanya.

Muhajir menambahkan dalam penulisan artikel ilmiah populer harus menghindari menggunakan kalimat yang panjang dan tulisan harus dibatasi agar tidak terlalu Panjang. (pai)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement