Jepara, UP Radio – Desa Banyuputih, Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara merupakan salah satu desa yang termasuk kategori resiko tinggi Covid-19. Di desa itu, ada 45 orang yang positif Covid-19 dan 5 di antaranya meninggal dunia.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat mengecek penanganan Covid-19 di Jepara, Selasa (15/6) langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) di desa itu. Di sana, ia menemukan dugaan penyebab tingginya kasus tersebut karena lemahnya penerapan protokol kesehatan di beberapa perusahaan yang berada di sekitar wilayah itu.
“Desa kami sangat rawan sekali, ada 45 orang yang positif, lima diantaranya meninggal dunia. Belum lagi ada 31 orang yang meninggal dan belum dicek apakah juga terkena Covid-19 atau tidak,” ujar Petinggi Banyuputih, Joko Prakoso.
Joko menerangkan, tingginya kasus Covid-19 di desanya, salah satunya disebabkan karena dampak adanya perusahaan-perusahaan besar. Di desanya itu, ada empat perusahaan besar dengan karyawan ribuan orang. Karyawan-karyawan itu lanjutnya, banyak yang berasal dari luar daerah dan tinggal di rumah-rumah kos di desa itu yang jumlahnya mencapai 120 rumah.
“Nah mereka itu kemarin saat lebaran, tidak ada yang mengajukan izin pulang dan izin masuk juga tidak ada. Seharusnya kan dari perusahaan memberikan arahan dan laporan ke kami. Kemarin kami tidak tahu, tahu-tahu sudah begini. Kami yang repot,” jelasnya.
Kepada Ganjar, Joko meminta agar perusahaan-perusahaan itu ditegur untuk memperketat protokol kesehatan. Sebab jika tidak, maka warganya terancam akan lebih parah.
Menanggapi aduan itu, Ganjar langsung memerintahkan Bupati Jepara, Dian Kristiandi yang mendampingi saat itu, untuk segera melakukan penertiban. Semua perusahaan wajib memperketat protokol kesehatan.
“Siap Bapak, langsung kami tindaklanjuti,” tegas Dian menyanggupi.
Ganjar meminta Bupati segera menerbitkan surat edaran. Pihaknya juga akan memerintahkan dinas terkait untuk mengeluarkan surat edaran serupa.
“Bupati sudah merespon, maka kita minta dibuatkan surat edaran. Pemprov juga akan mengeluarkan (surat edaran) kepada semua perusahaan di Jawa Tengah agar disiplin menjaga protokol kesehatan,” ujarnya.
Surat edaran itu lanjut Ganjar sebenarnya sudah diberikan tahun lalu. Tapi karena ada kejadian di Jepara ini, maka Ganjar akan kembali menekankan hal tersebut.
“Sebab kalau tidak, nanti repot semua. Ini petingginya yang repot. Mereka tidak mendapat informasi tentang karyawan yang ada dan tidak bisa mengontrol. Kalau tidak terkontrol seperti ini, maka akan membahayakan karena kita tidak tahu karyawan sebanyak itu membawa virus atau tidak,” tegas Ganjar. (hum)