GobarSemar 2022, Mengenal Sejarah Pahlawan di Semarang

Semarang, UP Radio – Cuaca di hari Minggu (13/3) pagi itu sangat bersahabat. Cerah dan matahari bersinar ramah. Sedikitnya 200 pesepeda berkumpul di pintu masuk Perum Klipang Green, untuk menunaikan hajat akbar perdana, gowes bareng.

Para penggagasnya memberi nama hajat akbar itu: GobarSemar 2022 atau Gowes Bareng Sedulur Sepedaan Kota Semarang. Para goweser pun antusias mengikutinya. Mereka datang dari lima komunitas gowes, yakni Katahati, Ronggolawe, Sinwa, SBCC dan Photocycle.

Walau dalam suasana informal, acara dimulai dengan upacara singkat, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan diakhiri doa. Adu yel-yel pun memecah kesunyian pagi itu. Setiap komunitas menampilkan yel-yel andalan mereka. Keriuhan terjadi saat Mbah Pur, Ketua Ronggolawe diangkat dan diarak oleh para anggotanya.

Advertisement

Suasana akrab dan kebersamaan sudah terasa di titik kumpul tersebut. Saat sepeda mulai dikayuh dan menyusuri jalanan, disiplin pun diterapkan. Mereka berbaris rapi tanpa putus. Praktis, perjalanan dilalui dengan mulus, tanpa hambatan apalagi sampai memacetkan jalanan.

Selama perjalanan, Chandra AN, pimpinan Photocycle bertindak sebagai pemandu. Lewat toa, dia menjelaskan titik-titik yang menjadi lokasi bersejarah dalam Pertempuran 5 Hari Semarang.

Suparyono, punggawa Soto Bangkong Cycling Club (SBCC) mengaku surprise dan bangga acara dapat berjalan dengan lancar dan aman.

“Luar biasa, cuaca cerah dan para pesepeda sangat antusias, dan harus diacungi jempol, para pesepeda bisa tertib dan tidak memacetkan jalan. Ini harus kita syukuri,” ujar pensiunan polisi ini.

Ketua Ronggolawe, Purwito yang akrab disapa Mbah Pur, senang dengan gowes bareng perdana ini, apalagi tema yang dipilih adalah tema sejarah perjuangan para pahlawan.

“Saya senang dan tema sejarah ini cocok, karena kita jadi tahu dan Napak tilas perjuangan para pemuda Semarang tempo dulu dalam menghadapi para penjajah,” tandas pria sepuh yang masih terlihat sehat dan bugar ini

Wahyudin, ketua Katahati, yang menjadi penggagas acara gowes bareng mengaku, senang dan puas karena acara dapat terselenggara dengan baik dan sesuai rencana.

“Kami punya ide bagaimana para goweser berkumpul dalam satu wadah paguyuban, tanpa meninggalkan identitas komunitas masing-masing. Alhamdulilah, ide ini direspon antusias teman-teman sehingga kegiatan ini dapat terlaksana,” kata Wahyudin.

Chandra AN berharap acara gobar ini tidak berhenti sampai di sini, namun berlanjut dengan gobar-gobar lain di waktu mendatang. Tema sejarah perjuangan, dapat menjadi acara tematik dari gobar, dan diharapkan menjadi ikon gobar dari 5 komunitas gowes ini.

“Dengan acara tematik seperti ini, kita bukan saja mencari sehat dengan bersepeda, melainkan ikut merawat ingatan pada sejarah perjuangan para pahlawan yang telah memberikan kemerdekaan kepada kita generasi penerus. Ikon sejarah seperti ini, saya pikir sangat pas untuk dipilih jadi tema kegiatan dari gobar 5 komunitas gowes di waktu-waktu mendatang,” tegas pria yang berprofesi sebagai pewarta foto ini.

GobarSemar 2022 diikuti sekitar 200 pesepeda dan menyusuri rute, mulai dari makam Sayuto tokoh Pertempuran 5 Hari Semarang di TPU Ketileng, Tugu Peluru di Markas Medan Tenggara di Tegal Kangkung, masuk arteri Soekarno-Hatta, Kota Lama, Balaikota, dan berakhir di TMP Giri Tunggal untuk ziarah dan makan siang bersama. (ksm)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement