Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus gencar mengajak masyarakat untuk melakukan inovasi menu stunting. Di antaranya dengan kiat mengolah ikan tawar maupun laut untuk menjadi menu stunting yang disukai anak-anak.
“Ikan mengandung protein cukup tinggi maka orangtua dapat mengolah ikan dengan inovasi dengan bikin tim, kukus, dan lainnya,” jelas Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang akrab disapa Mbak Ita.
Mbak Ita bersama Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin, sempat pula membakar ikan nila di bara api. Menurutnya, festival bakar ikan ini bagian dari trik untuk mengajak masyarakat secara beramai-ramai mengenal menu ikan untuk stunting.
“Kali ini bakar ikan bersama untuk edukasi ke masyarakat bahwa ikan mengandung protein yang banyak,” jelasnya.
Ia mengajak masyarakat memulai rutin mengkonsumi ikan. Selain itu, masyarakat juga dapat melakukan budidaya ikan di masing-masing wilayah.
“Makan dengan ikan supaya menjadi masyarakat sehat,” terangnya.
Presiden Jokowi di tahun 2024 menargetkan angka stunting dapat ditekan menjadi 14 persen. Berbagai program dicanangkan untuk mengejar target tersebut.
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting sebesar 24,4 persen pada 2021. Angka tersebut lebih rendah dibanding 2020 yang diperkirakan mencapai 26,9 persen.
Kendati demikian, angka tersebut menunjukkan hampir seperempat balita di Indonesia mengalami stunting di tahun lalu.
Berbagai daerah di Indonesia memiliki prevalensi stunting tinggi seperti wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten dan Sumatera.
Daerah lainnya meliputi Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Aceh, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, Prevalensi Jawa Tengah berada di angka 27,68 persen, dan data SSGI 2021 turun tajam menjadi 20,9 persen. Merujuk data itu, berarti 1 dari 5 balita di Jawa Tengah alami stunting.
Diharapkan dengan Festival ini, masyarakat bisa memanfaatkan potensi wilayah khususnya untuk menu stunting tinggi gizi. “Ikan ini kan kaya protein, mudah ditemukan pula didaerah ini. Sehingga sangat pas untuk menu makan bergizi cegah stunting, ” katanya. (ksm)