FEB UPGRIS Gelar International Conference Economic and Bisnis (ICONECOBIZ)

Semarang, UP Radio – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas PGRI Semarang (FEB UPGRIS) mengelar International Conference Economic and Bisnis (ICONECOBIZ) yang membahas tentang perkembangan situasi ekonomi nasional maupun global dengan tema “Leveraging Sustainable Digital Economy, Enterpreanuership and Future Energy”, di Balairung UPGRIS, Rabu (25/9/2024).

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPGRIS, Dr Heri Prabowo MM mengatakan kondisi ekonomi dunia yang menuntut adanya perubahan energi semakin ramai dan kondisi ini dirasa perlu ada sumbangsih pemikiran dari akademisi dan praktisi.

“Pemikiran ini diperlukan agar kondisi ekonomi secara nasional maupun global bisa bertahan, bahkan bisa mengalami peningkatan,” kata Dekan FEB UPGRIS Dr Heri Prabowo disela-sela acara konfrensi internasinal ICONECOBIZ, Rabu (25/9/2024).

Advertisement

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPGRIS, Dr Heri Prabowo MM.(shs)

Heri mengatakan, jika melihat data statistic saat ini menunjukkan deflasi yang terus menerus terjadi, menjadi indikasi semakin lemahnya daya beli masyarakat.

“Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangsih pemikiran yang bisa menggerakkan perekonomian,” terangnya.

Konfrensi internasional juga membahas isu disektor peralihan energi berbahan fosil ke energi baru terbarukan diharapkan berdampak signifikan bagi perekoonomian global.

“Kita sangat memahami transisi energy sangat cepat, dari energy berbahan fosil yang beralih ke energy baru terbarukan. Hal itu diharapkan menjadi penopang yang luar biasa untuk roda ekonomi nasional maupun internasional,” ungkapnya.

Menurutnya, adanya isu green energy ini diharapkan tidak hanya mengarah ke pelaku usaha, akan tetapi juga konsumen. Jadi, isu green energy maupun green ekonomi membuat konsumen bimbang dalam membeli sebuah produk.

“Apapun konsepnya, ketika sebuah produk itu disukai dan banyak dibeli menujukkan roda ekonomi bergerak dengan baik. Dengan isu tersebut, kita tidak perlu takut karena di Indonesia secara umum untuk kebutuhan pokok bisa dipenuhi sendiri,” tegasnya.

Heri yakin melalui konfrensi internasional ini, hasil pemikiran dari akademisi dan peneliti bisa menjadi sebuah referensi kebijakan ekonomi. “Kami optimis pemikiran-pemikiran dari peneliti bisa menjadi perhatian untuk bisa menjadi referensi penentuan kebijakan,” ujarnya.

Konfrensi internasional ini diikuti 1382 dengan 173 peserta yang ikut mengirimkan hasil pemikirannya dengan 10 diantaranya berasal dari luar negeri, Srilangka, Uzbekistan juga dari Filipina dan Pakistan. (shs)

Advertisement