Semarang, UP Radio – Permasalahan sampah khususnya sampah plastik memerlukan penanganan khusus mengingat semakin hari permasalahan ini memerlukan penanganan secara khusus.
Menyikapi hal tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan Marifood menyelenggarakan Training of trainer Ecobrick atau pengolahan sampah plastik menjadi material ramah lingkungan.
Owner PT Marimas Putera Kencana/Marifood Haryanto Halim mengungkapkan program Training of trainer Ecobrick diharapkan menjadi salah satu inovasi untuk mengelola sampah plastik yang dapat dilakukan semua orang.
Training of Trainer Ecobrick ini dilaksanakan selama 2 hari (14-15 Desember) dengan materi pelatihan pembuatan ecobrick hingga nantinya setiap peserta diharapkan dapat menjadi seorang Trainer untuk pelatihan bagi masyarakat di sekitarnya.
“Kita mendatangkan pakar Ecobrick Russel Meier dan Ani Himawati untuk memberikan pelatihan peserta,” ungkap Harijanto.
40 peserta dari berbagai kalangan antusias untuk mengikuti pelatihan mengingat inovasi pengelolaan sampah plastik akan sangat dibutuhkan masyarakat.
“Jika selama ini masyarakat hanya mengenal pengolahan sampah plastik hanya sebagai kerajinan konvensional seperti dompet, tas dan bentuk kerajinan yang sudah umum. Maka dalam pelatihan ini akan diperkenalkan pada inovasi produk lain yang bisa dihasilkan dari sampah plastik,” tambahnya.
Sementara itu Russel Meier mengungkapkan pula dirinya sangat peduli terhadap sampah plastik dan telah mengelola sampah plastik sejak lama.
Produk konvensional seperti dompet, tas dan serta bentuk kerajinan lainnya juga sudah dibuat namun dirasa masih memiliki kekurangan.
“Setelah dompet rusak, atau tas rusak bagaimana memperbaikinya, atau kalau sudah bosan mau dikemanakan itu juga menjadi salah satu pertimbangan membuat produk yang lebih bermanfaat,” ujarnya.
Mudahnya pembuatan, lanjut Russel, menjadikan produk Ecobrick ini bisa dibuat oleh siapapun dan dapat menggantikan peran batu bata sebagai bahan bangunan.
Upaya sosialisasi juga terus dilakukan Russel bersama Ani yang dimulai di beberapa sekolah dibali hingga sekarang telah semakin luas bukan hanya di Indonesia saja tetapi juga sampai di sejumlah negara lain.(shs)