Dua Kali Ganti Desain, Landmark Lapangan Pancasila Simpanglima Diresmikan

Semarang, UP Radio – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi meresmikan landmark atau penanda baru Lapangan Pancasila Simpanglima, Selasa (26/4/2022). Landmark yang sebelumnya hanya bertuliskan Simpanglima kini telah berganti menjadi Lapangan Pancasila Simpanglima.

Hendi, sapaannya, mengatakan, penggantian landmark ini untuk menggembalikan sejarah Kota Semarang. Pada 1969, lapangan ini mulai beroperasi dengan nama Lapangan Pancasila. Namun, masyarakat mengetahui lapangan tersebut bernama Simpanglima.

“Maka hari ini kami meresmikan landmark ini sebagai tetenger kembali kepada kecintaan dan kebanggaan kita sama NKRI sama pancasila sekaligus mengembalikan sejarah Kota Semarang,” terangnya.

Landmark Lapangan Pancasila Simpanglima memiliki konsep berbeda dari sebelumnya. Landmark kini terlihat lebih hijau dengan adanya tanaman bunga. Menurut Hendi, ini merupakan bagian daei sebuah program gerakan lebih cinta dan peduli terhadap penghijauan.

“Ini kan ruang publik, di ruang terbuka hijau, kqki ingin membuat sebuah program gerakan kembali lebih cinta dan peduli dengan go green,” jelasnya.

Di sisi lain, Pemerintah Kota Semarang akan berupaya memperbaiki taman di lapangan Pancasila. Hanya saja, perbaikan taman ridak dapat dilakukan dalam satu tahun. Pihaknya akan melihat kekuatan APBD dalam memperbaiki taman Lapangan Pancasila Simpanglima.

“Mudah-mudahan tahun depan semakin baik. Saya ingin kulit luar (bagian luar) diperbaiki supaya lebih indah,” ucapnya.

Adapun pada landmark tersebut tercantum latar belakang Lapangan Pancasila Simpanglima.

Lapangan tersebut merupakan usulan Presiden RI ke-1, Ir Soekarno. Simpanglima menjadi pusat alun-alun Semarang dengan alasan pusat alun-alun yang semula berada di kawasan Kauman telah beralih fungsi menjadi pusat perdagangan.

Lapangan Pancasila dibangun pada 1969 di ujung jalan Oe Tiong Ham atau saat ini bernama Jalan Pahlawan.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Ali menambahkan, landmark ini sempat melalui proses ganti desain sebanyak dua kali.

Desian kali ini, sudah sesuai dengan keinginan Wali Kota Semarang untuk membuat tempat ini sebagai tempat yang ikonik. Pergantian landmark juga merupakan kehendak dari masyarakat Kota Semarang.

“Ada beberapa tokoh masyarakat, paguyuban organisasi,  yang mengirim surat ke kami. Pada 1969, tempat ini bukan Simpanglima tapi Lapangan Pancasila. Sehingga, kami mengikuti masukan-masukan masyarakat,” jelas Ali.

Lebih lanjut, Ali mengatakan, akan lebih mempercantik dengan menambah berbagai tumbuhan sesuai arahan Wali Kota Semarang untuk mendukung penghijauan. (ksm)