Sragen, UP Radio – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Tengah menggelar pelatihan budidaya tanaman buah, bagi petani di Desa Plosokerep, Kecamatan Karangmalang, Senin (22/4/2024). Selain meningkatkan pengetahuan petani, ajang ini diharap mendongkrak kesejahteraan warga, agar mampu keluar dari zona kemiskinan.
Pelatihan yang digelar di Balai Desa Plosokerep itu diikuti 25 orang petani desa. Mereka kebanyakan telah memiliki tanaman buah, namun hasilnya belum optimal.
Giyarto, satu di antaranya. Dia mengaku mempunyai pohon petai yang memiliki bakal buah, namun selalu gagal memetik hasil.
“Saya punya buah pete banyak kentosnya, tapi yang jadi cuma satu dua saja. Bagaimana caranya agar yang jadi banyak,” tanyanya.
Ia berharap, ajang seperti ini lebih sering digelar. Sebab, banyak warga memiliki pekarangan yang ada pohon buahnya.
“Kalau PPL sering datang, bisa memberi solusi pencegahan hama dan mengatasi kerontokan buah,” harapnya.
Keluhan juga disampaikan Sujiyati, yang pernah memiliki pohon sawo yang subur, tapi akhirnya diserang hama dan mati, meski sudah diberi pupuk.
Pada ajang pelatihan itulah, dua petani itu sambat pada petugas dari Balai Besar Tanaman Pangan dan Holtikultura (BBTPH) Surakarta, Dwinanto.
Mendengar hal itu, Dwinanto memberi saran untuk rutin memupuk tanaman menggunakan sistem kocor. Sistem ini melarutkan pupuk dalam air. Adapun pupuknya menggunakan NKP, KNO3 dan KCL, yang disiramkan di sekitar tanaman.
Selain itu, ia juga berpesan agar dapat mengendalikan hama pengganggu dengan tepat.
“Kunci utama adalah pengairan dan pengendalian hama, untuk dapat menghasilkan buah yang menghasilkan nilai ekonomis tinggi,” tuturnya.
Manggala Informatika Ahli Muda Diskominfo Jateng Widi Nugroho mewakili Kepala Diskominfo Jateng Riena Retnaningrum, mengatakan, ajang itu diharap meningkatkan pengetahuan petani di Plosokerep. Karena, budidaya tanaman khususnya buah, juga memengaruhi ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi.
Pada kesempatan itu, diberikan 57 bibit tanaman buah, yang terdiri dari durian, alpukat, dan mangga.
“Pelatihan ini diharapkan meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian, melalui program desa dampingan. Semoga bibit tanaman yang diberikan mampu memberi manfaat dan berpeluang meningkatkan pendapatan desa,” beber Widi. (hms)