Disdag sebut Belum Berencana Operasi Pasar Meski Banyak Harga Komoditas di Semarang Naik

Semarang, UP Radio – Selain komoditas harga bawang merah di pasar tradisional yang sejak sepekan ini mengalami kenaikan signifikan yaitu menjadi Rp 45-50 ribu perkilogramnya dari sebelumnya Rp 30-35 ribu perkilogram, juga dialami dengan komoditas pangan lainnya beras dan minyak goreng.

Kenaikan harga beras mulai dirasakan masyarakat sejak sebulan ini di pasar-pasar Kota Semarang. Kini harga beras menjadi Rp 12-16 ribu perkilogramnya. Misalnya untuk jenis C4 harga perkilogramnya Rp 12-14 ribu, sebelumnya dikisaran Rp 9-10 ribu perkilogramnya.

Lalu, untuk jenis beras mentik dan Pandan Wangi harganya berkisar Rp 15-16 ribu perkilogramnya.

Advertisement

“Untuk harga beras naik, jadi Rp 12-16 ribu perkilogram. Tergantung jenis beras, kalau C4 harganya mulai Rp 12-13 ribu, Mentik biasa dan Mentik Wangi sekarang harganya Rp 15-16 ribu perkilogram. Sebelumnya, harga C4 dibawah Rp 10 ribu perkilogramnya. Dan jenis selain C4, sebelumnya masih berkisar Rp 12-14 ribu,” ujar Mardiyanto, salah satu pedagang sembako di Pasar Bulu, Minggu (10/2/2023).

Sedangkan untuk harga telur masih fluktuatif. Harganya naik turun, namun tidak sampai diatas Rp 30 ribu perkilogramnya. “Kalau telur sekarang Rp 28 ribu perkilo, sempat naik jadi Rp 30 ribu perkilogramnya. Kalau diatas Rp 30 ribu memang belum pernah,”katanya.

Selanjutnya, harga gula cenderung masih stabil. Dikisaran harga Rp 13.500, perkilogram. Sementara harga minyak goreng juga naik sekarang minyak goreng kemasan dijual Rp 17 ribu perliternya. “Kalau harga yang Rp 14 ribu, barangnya langka. Jadi saya hanya menjual yang masih tersedia dengan merek lainnya,”paparnya.

Dikatakannya, daya beli masyarakat terutama minyak goreng menurun. Karena harganya naik yang cukup signifikan. Kenaikan harga sembako ini mulai terlihat dari menjelang awal tahun ini, kemungkinan harga tinggi beras ini karena gagal panen. Apalagi masih musim hujan, dan petani juga kesulitan menjemur gabahnya.

“Kenaikan harga sembako diperkirakan akan terus terjadi sampai mendekati momen Puasa dan Idul Fitri. Kemungkinan akan terus naik kalau bahan pangan,” ungkapnya.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Nurcholis mengakui jika ada kenaikan harga beras dan komoditas bawang merah di pasaran. Dikatakan Nurcholis kenaikan harga beras dan bawang merah kemungkinan pengaruh cuaca, karena masih musim hujan.

Namun, di Jawa Tengah, kondisi kenaikan harga beras tidak akan berlangsung lama, karena diperkirakan pada pertengahan Februari sampai awal Maret akan ada panen raya. “Di wilayah penghasil beras yang berada di Jateng bentar lagi akan mulai panen raya, jadi bisa membuat harga beras tidak terlalu tinggi,” terangnya.

Sedangkan komoditas lainnya seperti bawang merah juga dipengaruhi oleh faktor cuaca, dan curah hujan masih tinggi mempengaruhi produksi bawang merah. “Kalau untuk masalah distribusi belum ada hambatan karena bencana banjir, itu belum ada laporan itu,” imbuhnya.

Menurutnya, kemungkinan besar penyebab utama karena dipicu oleh cuaca atau musim hujan sehingga membuat kenaikan sejumlah komoditas bahan pangan.

“Untuk mengantisipasi kenaikan harga pangan di pasaran kami akan rutin melakukan pemantauan harga di lapangan termasuk distributor ke agen maupun penyalur ke pedagang di pasar akhirnya sampai ke konsumen. Tentunya bersama instansi terkait satgas pangan kepolisian, dinas ketahanan pangan dan lainnya agar komoditas pangan tidak terus melambung,” ujarnya.

Pihaknya dalam waktu dekat inu belum akan menggelar operasi pasar untuk menekan harga komoditas. “Karena program menggelar operasi kebutuhan pokok bersubsidi tapi menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Karena pada momen itu, kenaikan harga sembako cenderung mengalami kenaikan cukup signifikan. Namun, saat ini kami terus melakukan pemantauan dan berkomunikasi dengan distributor seperti Bulog, peninjauan harga di lapangan dari distributor sampai tingkat pengecer agar tidak menimbulkan gejolak harga,” pungkasnya. (ksm)

Advertisement