Diperlukan Tenaga Ekstra dalam Mencatat Dinamika Musik di Semarang

Semarang, UP Radio – Minimnya kesadaran dari pelaku dan penikmat musik terhadap arsip seperti dokumentasi media, rilisan album, arsip poster, menjadikan pencatatan topik seputar musik di Semarang berlangsung lamban.

Musikus Gregorius Manurung mengungkapkan perlunya upaya untuk mencatat dinamika musik di Semarang yang sering terkendala dokumentasi arsip.

“Data-data yang digunakan untuk sumber penulisan seringkali sulit diakses bahkan tidak ada,” ujar Gregorius Manurung

“Kesulitan terbesar menulis musik ada pada sumber arsip. Bahkan seringkali musisinya pun lupa tidak menyimpan data-data dari rilisan musik mereka,” ungkap Gregorius Manurung saat pesta perilisan “zine” music “Check Your People” di forum Warung Diskusi dan Jamming yang diselenggarakan oleh LPM Vokal dan UKM Musik Imortal, di selasar PKM UPGRIS, (10/6/2024).

Menurutnya, untuk mengantisipasi hal itu, proses wawancara dengan musisi menjadi solusi. “Akhirnya cara terbaik untuk menulis musik (di Semarang) adalah dengan ketemu sama musisinya langsung. Kita nongkrong, ngobrol dan mencatat,” tegas alumnus Undip tersebut.

Gregorius juga menekankan, dalam konteks inilah upaya mencatat musik lewat penerbitan “zine” menjadi penting.

“Saya senang dengan terbitnya “Check Your People”, meski tentu saja masih diperlukan perbaikan agar topik zine ini bisa lebih fokus,” ujarnya.

Gregorius menambahkan, zine tersebut seharusnya mampu menampilkan “roots” (akar) dari para penulisnya.

Diketahui, zine tersebut diinisiasi oleh Fajar Yasin Augusta. Penamaan zine tersebut bertolak dari judul lagu Margue Vanguard (MV) berjudul sama.

Menurut Yasin, lagu-lagu karya MV banyak memberinya pandangan terkait relasi musik dan keadaan sosial masyarakat. “Di zine ini saya ingin menunjukkan bahwa musik punya hubungan yang erat dengan situasi dan realitas masyarakat,” terangnya.

Pada kesempatan yang sama, penerbitan zine tersebut dianggap menjadi penerus atas tradisi penerbitan zine di lingkup Universitas PGRI Semarang.

Sementara Penggiat buku Widyanuari Eko Putra menyebut, pada tahun 2010 pernah terbit zine Lembah Kelelawar yang berisi topik seputar sastra. Sempat bertahan selama empat tahun, zine tersebut pada akhirnya berhenti terbit setelah seluruh pengelolanya lulus kuliah.

“Penerbitan zine “Check Your People” tidak bisa dilepaskan dari akar tradisi yang mendahuluinya,” ungkapnya.

Zine juga dipandang sebagai sub-kultur yang masih mendapat perhatian di antara serbuan digitalisasi di segala bidang. Dalam acara tersebut juga digelar pentas musik yang menampilkan band-band dari UKM Musik Imortal, di antaranya Unknown, Glazeeishard, Underpressure, dan Chutagps. (pai)