Semarang, UP Radio – Dinas Perdagangan Kota Semarang segera memanfaatkan lahan kosong aset Pemkot Semarang yang berada di depan Pasar Banyumanik Baru yang dibangun beberapa waktu lalu.
Lahan kosong dengan ukuran 40 X 55 meter tersebut akan dibuat menjadi pasar pagi tanpa adanya sekat dan terbuka untuk pedagang hasil bumi yang rata-rata didatangkan dari Bandungan Kabupaten Semarang.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto, Selasa (26/3) mengatakan, pedagang yang bakal menempati pasar pagi Banyumanik adalah pedagang yang dulu menempati di pinggir Jalan Raya Lampersari Semarang Selatan.
“Kami menyediakan lahan kosong aset Pemkot Semarang di depan Pasar Banyumanik itu, untuk pedagang hasil bumi seperti sayur mayur dari Bandungan,” kata Fajar.
Menurut Fajar, lahan kosong depan Pasar Banyumanik itu hanya diratakan saja untuk ditempati para pedagang sayur mayur. Tempatnya di atas Kota Semarang, setelah lahan kosong tersebut diratakan dan dibenahi, selanjutnya pedagang sayur mayur Lampersari dipindah di Banyumanik.
“Pemindahan para pedagang dari Semarang bawah ke Semarang atas juga bagian untuk memecah keramaian Semarang bawah dari kemacetan lalulintas, yang disebabkan oleh keberadaan pedagang di pinggir jalan yang terkenal dengan istilah pasar tumpah,” kata Fajar.
Dikatakan Fajar, pasar pagi itu ada aktivitas mulai jam 22.00 hingga pagi dini hari. Pedagang mulai melakukan aktifitas malam dan berakhir pagi. Dan, pasarnya terbuka tanpa ada sekat-sekat. Barang dagangannya digelar di lantai.
“Bila ada yang membawa tenda sifatnya bongkar pasang, tidak permanen, dan setelah berjualan maka lahan tersebut harus bersih, tidak ada lapak yang ditinggal,” ucapnya.
Lahan pasar pagi tersebut, kata Fajar mampu menampung sekitar 200 pedagang yang rata-rata berjualan sayur mayur segar dari Bandungan, sehingga warga sekitar tidak perlu ke Bandungan hanya sekedar mencari sayur mayur.
Menurut Fajar, fungsi pasar pagi terbuka, tidak terfokus di bawah Kota Semarang, tetapi warga Semarang atas khususnya warga Banyumanik dan sekitarnya, bisa belanja memenuhi kebutuhan sayur mayur di Banyumanik.
Pemkot Semarang, kata Fajar juga memfasilitasi penerangan, air bersih serta sarana dan prasarana untuk tempat ibadah.
“Kami juga menyerahkan pengelolaan parkir dipegang oleh warga sekitar pasar pagi Banyumanik yaitu, warga sekitar Rumpun Diponegoro,” kata Fajar Purwoto.
Selain pedagang hasik bumi, kata Fajar, tidak menutup kemungkinan ada pedagang ikan basah, terutama mereka adalah pedagang yang datang dari Sayung Kabupaten Demak.
Sebab pedagang pasar pagi itu, mereka tidak hanya warga Semarang saja, tetapi juga pedagang yang datang dari tetangga Kota Semarang seperti Salatiga, Ungaran dan Demak yang mencari rezeki di Kota Semarang. (ksm)