Semarang, UP Radio – Pandemi Covid-19 sudah memukul mundur semua sektor, salah satunya sektor seni budaya. Dampaknya, banyak gelaran seni tradisional ditiadakan karena adanya pembatasan sosial.
Menyoroti hal itu, DPRD Provinsi Jateng menilai gelaran tersebut masih perlu dilaksanakan, sepanjang tetap mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Demikian disampaikan Anggota Komisi E DPR Provinsi Jateng Muh Zen, saat acara ‘Dialog Parlemen’ yang disiarkan Radio Jatayu 102.8 FM dan RRI Semarang dengan tema ‘Kesenian Tradisional Tantangan & Harapan’ di Studio Berlian TV Gedung Berlian, Jalan Pahlawan Nomor 7 Kota Semarang, Senin (8/3/2021).
Dalam dialog itu, ia mengakui banyak keluhan dari komunitas seni tradisional selama pandemi ini. Ia menilai pemerintah perlu melakukan upaya strategis untuk mendukung kesenian tradisional agar tetap eksis dan bisa bangkit karena banyak pegiatnya menggantungkan hidup dari kesenian tersebut.
Dikatakan, kesenian tradisional bisa tetap berkarya dengan menggandeng generasi muda yang mampu memanfaatkan ruang digital pertunjukan. Saat ini, pertunjukan dalam jaringan (daring/ online) bisa dilakukan sebagai wadah agar tetap eksis.
“Banyak keluhan datang, baik dari komunitas seni tradisional maupun masyarakat penggemarnya, karena kehilangan tempat untuk melihat dan menikmati seni asli milik masyarakat Jateng seperti ludruk atau wayang orang. Pembatasan sosial selama ini telah membuat pegiatnya terpaksa beralih profesi sampai menjual alatnya hanya untuk memenuhi kebutuhan harian sehingga hal itu dapat menjadi perhatian serius. Untuk bisa kembali tampil di tengah pembatasan sosial, perlu langkah-langkah strategis agar bisa dinikmati penggemarnya dan seni tradisonal mendapat ruang yang sama dengan seni modern. Dengan menggandeng komunitas pemuda kreatif lewat pemanfaatan media daring, bisa menjadi solusi altenatif karena saat ini media daring banyak peminatnya. Pemerintah bersama dinas terkait perlu berupaya memfasilitasi pegiat tradisional tetap eksis. Tentunya, dengan mematuhi protokol kesehatan dan dukungan dari masyarakat juga diperlukan,” kata Politikus PKB itu.
Senada, pembicara lain dalam dialog tersebut, Humas Wayang Orang Ngesti Pandowo Bambang Iss Wirya juga mengakui saat ini ruang ekspresi sangat minim sehingga membuat kesenian tradisional kurang dilrik. Terlebih, pandemi Covid-19 telah menurukan jumlah penonton dan hampir tidak ada karena pembatasan sosial.
Namun, kata dia, inovasi sudah dilakukan secara berlahan oleh pengurus Laskar Muda Wayang Orang Ngesti Pandawa dengan pertunjukan media daring sehingga sekarang cukup mendapat ruang di kalangan masyarakat. Dukungan pemerintah juga sangat diperlukan, terutama pemberian ruang pertunjukan secara langsung dengan mengikuti protokol kesehatan. Disamping itu, ia sepakat adanya dorongan dari kalangan muda dalam memproduksi seni tradisional, mulai dari pra produksi sampai pasca produksi ditampikan secara baik, agar kembali menarik minat masyarakat.
“Wayang Orang Ngesti Pandowo tetap melakukan berbagai inovasi untuk mengahadirkan pertunjukan agar bisa dinikmati ditengah pandemi dengan cara melalui ruang digital media daring. Pertunjukan online bisa menjadi cara tetap eksis walaupun banyak kendala karena ekspresi dan interaksi penonton tidak bisa dirasakan para pemain. Dalam hal ini, Laskar Muda Ngesti Pandowo adalah sekumpulan anak muda yang peduli budaya leluhur dan mencoba ditampilkan secara kreatif lewat ruang digital sehingga membuat para pegiatnya tetap eksis. Namun, kami sangat mengharapkan dukungan pemerintah melalui dinas terkait dan komunitas penggerak agar bisa menampilkan pertunjukan secara langsung dengan mematuhi protokol kesehatan. Untuk teknis pelaksanaannya seperti menjaga jarak, baik antar pemain maupun penonton, tetap terjaga,” jelasnya. (dwn)