Dewan Soroti Dampak Sosial Pembangunan Tol Semarang-Demak

Semarang, UP Radio – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Kota Semarang menyoroti dampak sosial pembangunan tol Semarang – Demak.

Ada beberapa dampak sosial yang timbul antara lain terdampaknya para pedagang kaki lima (PKL) di sekitar wisata Masjid Syeh Jumadil Kubro dan para nelayan yang nantinya tidak bisa melaut karena terhalang tanggul tol.

Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo mengatakan, lahan PKL di wilayah Syeh Jumadil Kubro terkena proyek tol Semarang – Demak. Dia meminta keberadaan PKL ini bisa dipertahankan karena mereka menimbulkan multiplier effect terhadap wisata religi disana.

“Masjidnya memang tidak kena, tapi PKLnya kena. Kami ingin selamatkan destinasi wisata karena keberadaan PKL juga memberikan multiplier effect,” papar Anang, saat meninjau pembangunan Tol Semarang – Demak, Rabu (7/6/2023).

Selanjutnya, dampak sosial juga berimbas pada para nelayan di wilayah Tambaklorok. Anang menyebut, para nelayan nantinya tidak bisa melaut karena terhalang tanggul laut. Hal ini perlu penanganan agar para nelayan bisa tetap bertahan hidup, misalnya dengan beralih profesi.

Sebenarnya, ada celah yang bisa dilewati untuk melaut yakni di Sungai Babon. Hanya saja, saat kolam retensi harus membuang air, arus akan deras.

“Tadj kami lihat meter kubiknya mencapai 30 metee kubik per detik kalau pompa berjalan. Eksisting sekarang tidak sampai 20 meter kubik,” sebutnya.

Selain itu, Anang menyebut, ada dampak yang belum tertangani yakni warga yang mengarap tanah milik pemkot. Penggatap meminta adanya ganti rugi ayah tali asih.

“Itu tanah milih pemkot. Pemkot sudah oke, tapi penggarap minta ada ganti rugi atau tali asih. Ini belum ada solusi,” jelasnya.

Di samping dampak sosial yang negatif, pihaknya juga menghitung dampak positifnya. Melalui kunjungan ini, Komisi D ingin BPBD membuat perencanaan yang tepat terkait kebencanaan. Dampak positif dari pembangunan tol yaitu wilayah banjir berkurang. Dengan demikian, BPBD tidak perlu memasang early warning sistem (EWS) dan mitigasi bencana bisa dikurangi,

“Kami integrasian dengan program pemkot,” ucapnya.

Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang, Swasti Aswagati memaparkan, hasil kunjungan ini akan menjadi bahan untuk pembahasna penanganan bencana dengan BPBD.

“Dengan adnaya rencana pembamgunan kolam retensi, harapan kami bahaya rob banjir sudah tdk terjadi lagi di kawasan-kawasan langganan banjir,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Satker Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak seksi 1, Yusrizal Kurniawan mengatakan, pembangunan tol Semarang-Demak seksi 1C masih terus pihaknya kerjakan.

“Praktis yang sudah banyak kemajuan signifikan itu di Kaligawe sampai dengan tol sebelum tanggul laut. Jadi sekitar 1-2 kilometer,” ujar Yusril.

Menurutnya, tanggul laut atau kolam retensi saat ini masih dalam tahap 90-96 persen pembebasan. “Kami masih menunggu pembebasan area yang terendam karena regulasi yang ada, terdapat kendala pembayaran untuk tanah musnah, ” imbuhnya.(ksm)