Dewan: Hadapi Covid-19 Nilai Kebhinekaan Harus Tetap Dijaga

Semarang, UP Radio – Di tengah persoalan wabah corona yang sedang melanda Indonesia, nilai-nilai kebhinekaan yang jadi pedoman bernegara harus tetap dijaga.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Mualim menanggapi tentang kasus penolakan jenazah positif corona di Kabupaten Semarang dan kasus pemukulan tenaga medis di Kota Semarang yang terjadi akhir-akhir ini, Selasa.

Menurutnya, jika nilai kebhinekaan dipegang teguh oleh seluruh warga, dirinya yakin tak akan ada kasus penolakan pemakaman jenazah corona seperti yang terjadi di beberapa daerah, termasuk di Ungaran, Kabupaten Semarang. Atau kasus pemukulan tenaga medis seperti yang terjadi di Kota Semarang.

Advertisement

“Dua kasus ini tentu sangat mencoreng wajah kita sebagai bangsa yang Pancasilais di saat ada persoalan wabah corona. Selain itu kasus ini juga melihatkan mulai terkikisnya nilai-nilai luhur yang selama ini dimiliki masyarakat Indonesia,” katanya.

Nilai kebhinekaan, katanya, menurutnya penting sebagai pedoman untuk menentukan perilaku yang baik atau tidak baik dalam kehidupan masyarakat multikultural. Nilai-nilai kebhinekaan antara lain meliputi toleransi, demokrasi, keadilan, bersahabat/komunikatif, semangat kebangsaan, cinta tanah air dan cinta damai.

“Jika nilai-nilai itu mulai luntur maka akan banyak persoalan yang akan muncul, karena Indonesia ini terbentuk dari sebuah proses panjang, dan pluralitas. Ada banyak perbedaan yang menjadi kesatuan Indonesia ini. Selama ini nilai kebhinekaan menjadi perekat semua perbedaan itu,” papar politisi Gerindra ini.

Selain kebhinekaan, falsafah atau filsafat Pancasila, diyakini juga bisa menjadi solusi dalam menghadapi persoalan wabah corona yang sedang melanda bangsa Indonesia.

Menurut Mualim, dengan berpegang pada falsafah Pancasila, diharapkan akan mampu menyelamatkan bangsa Indonesia dari keterpurukan akibat dampak negatif wabah ini. Apalagi dalam dasar negara Indonesia, sudah banyak diatur tentang pandangan hidup dalam kegiatan praktis.

Dengan pandangan hidup yang berdasar lima pasal dalam Pancasila, diyakininya akan memecahkan masalah-masalah polotik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dari wabah corona.

“Dengan berpedoman pada pandangan hidup itu pula, saya yakin bangsa Indonesia akan dapat membangun dirinya kembali meski saat ini sedang dilanda wabah mengerikan ini,” katanya.

Mualim mengatakan, guna mengantisipasi dampak ekonomi, komunikasi antarwarga juga harus ditingkatkan meski tak harus bertemu fisik.

Dirinya juga mengimbau bagi warga yang secra akonomi mampu, agar lebih peduli dengan tetangganya yang kurang mampu. Budaya gotong royong harus kembali dihidupkan dalam situasi sulit seperti saat ini. Meski tak harus bertemu fisik. Tentunya hal itu harus mengabaikan seluruh perbedaan, termasuk ras, agama, suku, dan golongan.

“Gotong royong, kepedulian sesama, dan tenggang rasa seperti dalam falsafah Pancasila harus diterapkan dalam kondisi saat ini. Karena persoalan wabah corona bukan persoalan pribadi satu dua warga, tapi sudah persoalan bangsa,” tegasnya.

Sementara untuk pemerintahan, dirinya mengimbau agar prinsip “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” harus dipegang teguh dalam setiap pengambilan kebijakan.

Hal itu agar tak ada perpecahan, atau rasa tak percaya di masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Apalagi dalam situasi seperti saat ini sangat rentan terjadi perpecahan bangsa.

“Saya yakin Bangsa Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan ini. Syaratnya semua unsur bangsa tetap berpegang teguh pada falsafah Pancasila dan nilai kebhinekaan. Negara juga harus adil, masyarakatnya juga harus menjaga persatuan dan kesatuan. Tenggang rasa harus tetap dijaga. Jangan membeda-bedakan suku, ras, golongan, dan agama, apalagi derajat sosial. Kita harus bersatu padu melawan wabah ini sesuai dengan arahan pemerintah. Selain itu kita, sebagai manusia juga harus tetap berdoa kepada Tuhan agar wabah ini segera pergi dari bangsa ini,” tegasnya. (ksm)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement