Semarang, UP Radio – Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Mualim berharap, forum kesehatan kota dan kelurahan bisa memotori masyarakat Kota Semarang agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Mualim peran para kader sangat penting dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait protokol kesehatan. Ia mengajak FKK dan Dinkes kreatif mensosialisasikan protokol kesehatan dan 3M.
Salah satunya lewat corong mushala atau speaker mushala dan masjid. Hal ini karena pentingnya 3M bagi masyarakat. Masyarakat wajib memakai masker, wajib mencuci tangan dan wajib menjaga jarak serta menghindari kerumunan.
Dia juga berharap, FKK bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak tersebar hoaks menjelang Pilkada 2020.
“Biasanya pilkada timbul hoaks, semisal kalau datang ke TPS siapa yang bertanggungjawab protokol kesehatan. Ini harus diyakinkan. FKK harus memberikan pemahaman protokol kesehatan,” jelasnya usai menjadi narasumber dalam kegiatan penguatan kader.
Dia berharap, masyarakat bisa datang ke TPS untuk menyalurkan suaranya mengingat satu suara sangat berharga untuk memilih pemimpin yang dapat membawa Kota Semarang lebih maju.
Dinas Kesehatan Kota Semarang diminta terus mengimbau kader Forum Kesehatan Kelurahan dan Forum Kesehatan Kota (FKK) Semarang turut serta melakukan edukasi kepada masyarakat terkait protokol kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, apabila edukasi hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas tidak akan mampu menjangkau secara menyeluruh. Karena itu, dia meminta kader untuk turut serta melakukan sosialisasi.
“Tadi ada kader yang bilang sudah sosialisasi dari corong musala dua hari sekali. Kalau bisa jangan dua hari sekali tapi satu hari sekali. Dari corong bisa tiga RW yang mendengarkan. Itu kan oke. Ada yang komunikasi melalui WA grup, entah grup RW atau RT,” ujar Hakam.
Lebih lanjut, Hakam memerintah seluruh petugas puskesmas untuk melakukan sosialisasi dengan turun langsung ke masyarakat setiap pagi. Selain edukasi, mereka diminta untuk mengamati berapa persen penerapan 3M di masyarakat yakni mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker. Dia juga meminta petugas puskesmas untuk kreatif dalam melakukan sosialisasi.
“Pagi harus ke TKP lihat protokol kesehatannya berapa persen. Nanti siang diproduksi entah buat video pendek atau flayer. Sore diupload di media sosial kecamatan, kelurahan, FKK, kader RT, atau RW supaya jadi bahan. Masyarakat kalau hanya di WA kadang-kadang bosen,” jelasmya.
Hakam mengaku, setiap pagi pihaknya berkeliling ke puskesmas untuk melakukan tinjauan dan memberikan motivasi kepada pegawai yang bertugas di puskesmas. (ksm)