Semarang, UP Radio – Badan Layanan Umum (BLU) BRT Trans Semarang berupaya meningkatkan transaksi nontunai (Cashless) untuk mengurangi adanya kebocoran pendapatan di BRT Trans Semarang.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Layanan Umum UPTD Trans Semarang Ade Bhakti Ariawan, Senin (22/7) pagi.
Ade mengaku, selama ini masih ada kebocoran pendapatan di BRT Trans Semarang. Hal ini terungkap usai dilakukan sidak pengecekan tiket kepada pengguna jasa di koridor 1 – 7, oleh manajemen BLU UPTD Trans Semarang.
Padahal selama ini pihak BLU UPTD Trans Semarang giat melakukan sidak. Hasil temuan ini tentunya mengejutkan dan membuat geram Kepala Badan Layanan Umum UPTD Trans Semarang Ade Bhakti Ariawan.
Ade menjelaskan, dari investigasi yang dilakukan pihak BRT kepada oknum PTA yang kedapatan berbuat curang tersebut memiliki berbagai modus kecurangan, seperti penumpang yang tidak diberi tiket padahal sudah membayar, tiket penumpang bekas atau tertinggal yang dijual kembali, penyalahgunaan tiket pengganti, dan tiket diberikan tidak sesuai dengan tarif misalkan tiket pelajar diberikan kepada penumpang umum.
Berbagai modus kecurangan Petugas Tiket Armada tersebut membuat pendapatan BLU kurang maksimal.
“Padahal PTA yang menjadi ujung tombak utama pelayanan kepada masyarakat, semestinya bersikap jujur, karena pendapatan diperoleh dari hasil penjualan tiket. Jika PTA saja sudah tidak jujur, bagaimana BRT ini bisa berkembang menjadi baik,” tuturnya.
Dalam penuturannya Ade menyebutkan jika Petugas Tiketing Armada yang terbukti melakukan kecurangan tiket langsung diberikan SP3 atau surat Pemecatan. “Kami tidak segan memberikan SP3 bagi PTA jika terbukti curang, karena hal ini tentu sangat merugikan,” tambahnya.
Ade mengungkapkan saat ini BLU UPTD Trans Semarang tengah bekerja keras meningkatkan pendapatan. Antara lain dengan memberikan promo pembayaran non tunai, yakni Go Pay dan Link Aja. Pengguna jasa juga dapat menggunakan pembayaran non tunai lain, baik yang berbasis kartu dengan menggandeng perbankan (Tapcash BNI, Brizzi BRI, Emoney Mandiri) ataupun berbasis digital (Link Aja, Ovo dan Gopay).
Apalagi, lanjut Ade, dalam dua tahun terakhir pengguna BRT Trans Semarang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Jika diawal tahun 2017 jumlah penumpang BRT trans Semarang 21.000 orang/hari dan di 2019 ini menyentuh angka 33.000 org/hari. (ksm)