Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang telah meluncurkan proyek Building Signage sebagai upaya memudahkan wisatawan dalam mengakses informasi mengenai gedung-gedung bersejarah di Kota Lama Semarang. Proyek ini secara resmi diresmikan oleh Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, dengan simbolis peletakan signage pertama di gedung Oudetrap pada Sabtu (10/12).
Memudahkan Akses Informasi bagi Wisatawan
Melalui proyek Building Signage, pengunjung Kota Lama dapat dengan mudah mengakses informasi terkait gedung-gedung bersejarah dengan menggunakan smartphone mereka. Cukup dengan men-scan barcode yang tersedia di papan signage, wisatawan dapat mengetahui sejarah, foto-foto zaman dahulu, serta informasi terkini mengenai gedung tersebut.
Hevearita, yang akrab disapa Ita, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan kolaborasi antara Dinas Tata Ruang (Distaru), BP2KL, dan Disbudpar Kota Semarang. “Alhamdulillah, hari ini kita laksanakan penamaan signage building yang bertujuan agar masyarakat tahu sejarah gedung-gedung di Kota Lama. Dari foto zaman dulu sampai sekarang, sejarah gedungnya bahkan bisa diupdate terus menerus,” ujarnya.
Mewujudkan Impian Tiga Tahun
Ita mengungkapkan bahwa penerapan signage building adalah impiannya sejak tiga tahun lalu. “Saya ingin agar Kota Lama tidak kalah dengan kota lain. Oleh karena itu, kita mulai melakukan penamaan gedung-gedung bersejarah di Semarang,” tambahnya. Gedung Oudetrap menjadi pilot project pertama untuk penerapan signage building, dan rencananya, 28 gedung akan mendapatkan signage di tahun 2022.
“Dibutuhkan anggaran dan kajian sejarah yang mendalam mengenai gedung tersebut, termasuk tahun dibangun dan fungsinya,” jelasnya.
Langkah Menuju Smart City
Proyek ini juga merupakan bagian dari upaya Kota Semarang untuk menjadi smart city dengan menerapkan digitalisasi. “Dengan adanya barcode yang dapat discan, wisatawan dapat dengan cepat mendapatkan informasi terkait sejarah gedung dan kawasan Kota Lama,” terangnya. Dari 117 gedung bersejarah yang ada di Kota Lama, Ita menargetkan 28 gedung besar seperti Gereja Blenduk dan Spigel untuk dipasang signage building pada tahun ini.
Anggaran dan Tujuan Proyek
Kepala Dinas Tata Ruang (Distaru) Kota Semarang, Irwansyah, menyebutkan bahwa proyek Building Signage menelan anggaran sebesar Rp 128 juta yang berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU). “Tujuannya agar masyarakat lebih memahami masing-masing gedung bersejarah di Semarang, khususnya di Kota Lama,” ujarnya.
Melalui proyek ini, pendataan gedung yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya juga dilakukan. “Dari sini kita bisa tahu cerita sejarahnya, mulai dari awal hingga perkembangannya yang bisa kita update. Harapannya, semua gedung cagar budaya baik di Kota Lama maupun di luar Kota Lama dapat dipasang signage building,” tambah Irwansyah.
Dengan adanya proyek Building Signage, Pemkot Semarang berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengunjung mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan warisan sejarah yang ada. Ini adalah langkah positif dalam memperkenalkan kekayaan budaya dan sejarah Kota Semarang kepada generasi mendatang serta wisatawan dari luar daerah. (ksm)