BPS Kerahkan 61 Ribu Petugas Lakukan Pendataan Warga Miskin di RESOSEK 2022 di Jateng

Semarang, UP Radio – Hingga tanggal 31 Oktober 2022, Program Registrasi Sosial Ekonomi (Resosek) 2022 talah menjangkau 3,7 juta bangunan tempat tinggal atau 49 persen target keluarga di Jawa Tengah.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Adhi Wiriana menyatakan Resosek 2022 nantinya akan menjadi sumber data acuan yang digunakan semua kementrian untuk menyusun program pengentasan kemiskinan.

“Resosek 2022 dilaksanakan mulai tanggal 15 Oktober hingga 14 Nopember di seluruh wilayah Jawa Tengah,” kata Adhi Wiriana saat acara workshop wartawan di Kantor BPS propinsi Jawa Tengah (2/11/2022).

Advertisement

Adhi mengungkapkan dalam pelaksanaannya BPS Jateng menerjunkan 61 ribu petugas yang akan melukan pendataan secara langsung ke 576 kecamatan, 8.562 desa dan 11.645.737 keluarga di Jawa Tengah.

“61 ribu orang tenaga surwey, diambil dari setiap desa dan setiap petugas harus mendata 250 keluarga,” tegas Adhi.

Setiap petugas, lanjut Adhi, sesuai aturan yang ditetapkan harus bertemu dengan ketua RT untuk menggali data rekomendasi terkait kondisi keluarga yang ada diwilayah tersebut, dari hasil yang diberikan harus ditindaklanjuti dengan wawancara secara langsung.

“Setiap petugas Survey tidak diperkenankan hanya menyebarkan pertanyaan menggunakan layanan media Sosial (Whatsapp), jika ditemukan pelanggaran akan dilakukan penindakan,” ujar Adhi.

Nantinya setiap petugas yang melakukan wawancara langsung juga harus melakukan tag lokasi rumah warga yang masuk kriteria penerima bantuan (warga miskin) untuk memudahkan pendataan.

Program Resosek 2022 merupakan inisiasi presiden, kemenkeu dan DPR setelah melakukan evaluasi penyaluran Bansos di masa pandemi Covid-19 yang banyak ditemukan bantuan tidak tepat sasaran.

Jika masih mengacu data lama maka dikhawatirkan program pengentasan kemiskinan akan sulit tercapai.

“Melalui data tunggal hasil Resosek 2022, target program setiap kementrian untuk pengentasan kemiskinan akan dapat tercapai,” pungkas Adhi.

Pemerintah mentargetkan di tahun 2024, angka kemiskinan ekstrim akan mencapai 0 persen. Hal tersebut dapat dicapai manakala program pengentasan kemiskinan melalu skema bantuan sosial bisa tepat sasaran. (shs)

Advertisement