Semarang, UP Radio – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang menggelar Apel Gladi Lapang Kesiapsiagaan dalam menghadapi musim hujan dan potensi gempa megathrus.
Acara ini berlangsung pada Kamis, 14 November 2024, di halaman Kantor BPBD Kota Semarang. Tujuannya, untuk memastikan kesiapan peralatan penanganan bencana.
Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto, menyampaikan bahwa pihaknya telah memastikan kesiapan alat yang memadai untuk mengantisipasi bencana.
“Kami akan memaksimalkan semua peralatan yang dimiliki BPBD. Jika ada kekurangan, kami akan bersinergi dengan stakeholder. Termasuk TNI dan Polri, yang siap menyediakan sarana dan prasarana,” ungkap Endro setelah apel.
Endro menjelaskan bahwa BPBD sudah memiliki lima truk evakuasi dan truk serbaguna, serta mobil kecil taktis yang dapat menjangkau wilayah dengan medan sulit.
Selain itu, terdapat 24 perahu karet untuk evakuasi banjir, serta pompa portabel yang sering Dinas Pekerjaan Umum (DPU) kerahkan saat kewalahan menangani situasi.
“Kami memiliki 2 pompa besar dan 12 pompa portabel kecil yang siap kami siagakan, terutama di wilayah Kaligawe,” tambahnya.
Lebih lanjut, Endro menambahkan, BPBD juga memikirkan logistik untuk membantu warga. Pihaknya telah menyiapkan empat mobil dapur umum, di mana masing-masing mobil dapat melayani hingga 8.000 nasi bungkus.
Terkait tenda pengungsian, BPBD memiliki 11 tenda besar yang dapat menampung 100 pengungsi setiap tenda, serta 40 tenda kecil atau tenda peleton.
“Meski di Semarang, evakuasi ribuan orang jarang terjadi, karena banyak warga yang memilih mengungsi di tempat saudara mereka,” jelasnya.
Pada tahun 2023, BPBD mencatat 26 kejadian banjir, dengan wilayah terparah di Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk. Tahun lalu juga terjadi 76 kejadian tanah longsor dan 26 pohon tumbang.
Sementara hingga November 2024, telah tercatat hampir 20 kejadian banjir, 146 kejadian tanah longsor, dan 78 pohon tumbang. Ini menunjukkan peningkatan hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Endro menambahkan bahwa mitigasi bencana 2024 tetap fokus pada ancaman yang sama seperti tahun sebelumnya. Termasuk banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung, serta kewaspadaan terhadap kemungkinan gempa megathrus.
Dia pun mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan. Seperti tidak membuang sampah di saluran karena temuan DPU selama pengerukan menunjukkan masih banyak sampah yang terjebak.
Selain itu, saat hujan disertai angin, masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas di bawah pohon. “Jangan berteduh atau memarkir kendaraan di bawah pohon demi keselamatan,” tegasnya. (ksm)